Dampak Polusi Udara, Dinkes DKI Ingatkan Orangtua Waspada Penyakit ISPA dan Pneumonia pada Anak
Foto : Ist |
JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengimbau para orang tua untuk segera melakukan imunisasi anak. Hal itu, untuk meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi polusi udara di Ibu Kota.
"Imunisasi menjadi salah satu upaya penting untuk upaya mencegah dampak polusi udara pada kelompok rentan seperti bayi dan balita," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama di Jakarta, Senin (14/8/2024).
Selain itu, imunisasi juga menjadi salah satu upaya untuk mencegah anak dari penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan radang paru-paru (Pneumonia) akibat kualitas udara yang kurang baik.
Ngabila menyebut imunisasi bukan hanya penting bagi bayi di bawah lima tahun (balita) saja, tetapi juga kelompok rentan lainnya seperti ibu hamil, pra lansia usia 45-59 tahun, dan lansia berusia lebih dari 60 tahun.
"Ya tentunya karena imunitas anak utamanya bayi balita masih belum optimal jadi bayi dan balita hindari sering-sering beraktivitas di luar rumah atau gunakan masker medis saat ke luar rumah," jelas Ngabila.
Modifikasi Cuaca
Sebagai informasi, indeks kualitas udara di DKI Jakarta berada di angka 156 dengan keterangan ‘tidak sehat’. Pemandangan kabut polusi dari wilayah ketinggian Jakarta juga menjadi sorotan publik.
Terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana untuk melakukan rekayasa cuaca menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Banten dan Jawa Barat.
Sedangkan, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, meminta seluruh jajaran terkait untuk secepatnya melakukan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek, seperti rekayasa cuaca hingga ruang terbuka hijau (RTH).
“Rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek, dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan Euro 6, khususnya di Jabodetabek,” katanya.
“Kemudian perbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran. Dan jika diperlukan kita harus berani mendorong untuk banyak kantor melaksanakan hybrid working: work from office, work from home,” tambah Jokowi.
Transportasi Massal
Untuk jangka menengah, Presiden meminta jajarannya untuk konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal, seperti lintas raya terpadu (LRT) dan moda raya terpadu (MRT).
“Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah,” ujarnya.
Sementara untuk jangka panjang, Presiden menekankan perlunya penguatan aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek,” tegasnya.
Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya upaya edukasi terhadap seluruh komponen masyarakat. “Yang terakhir, mengedukasi publik yang seluas-luasnya,” tandasnya.
sumber : harianterbit.com