Teriakan Prabowo Menggema di Munajat 212 Persatuan Nomor Satu, Presiden Nomor Dua

Ist
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan meminta rakyat tidak menyerahkan kedaulatan begitu saja demi sembako atau nasi kotak. Selain itu, Zulkifli juga menyinggung pentingnya persatuan persatuan di Pemilu 2019.

Pernyataan tersebut disampaikan Zulkifli Hasan dalam sambutannya dalam acara Munajat 212 yang digelar di Monas, Kamis (21/2/2019).

Saat Zulkifli melontarkan pertanyaan,”Persatuan nomor satu, soal presiden...," ucap Zulkifli. Massa 212 menjawab,"Nomor dua!"

Untuk kedua kalinya Zulkifli melontarkan pernyataan, "Persatuan nomor satu, soal presiden...?" Massa kembali menjawab,”Nomor dua!".

Sampai tiga kali Zulkifli kembali menanyakan,"Persatuan nomor satu, soal presiden...?". Masa berteriak lagi,"Nomor dua!".

Pada acara di Monas yang diselenggarakan MUI DKI Jakarta bertajuk 'Senandung Selawat dan Zikir' ini tidak berkaitan dengan kepentingan politik tertentu.

Sebelum acara dimulai, para peserta meneriakkan nama Prabowo.
“Prabowo, Prabowo, Prabowo.”

Para peserta yang berteriak tersebut terlihat ada juga yang mengangkat jari jempol dan telunjuknya dengan membentuk simbol yang biasa untuk menunjukkan dukungan kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Belum diketahui apa alasan para peserta meneriakkan nama Prabowo sebelum acara dimulai.
Teriakan itu diiringi dengan sebuah pantun yang dibacakan seseorang dari atas panggung. “Burung Dara terbang ke hulu. Burung Nuri sayapnya biru. Satukan suara saat Pemilu. Kita pilih Presiden baru.

Kemudian, panitia mengajak massa menyanyikan lagu mars berjudul 'Aksi Bela Negeri'. Berikut ini liriknya: Ulama komando kami, ijtimak pegangan kami, untuk pilih presiden RI, kami taat kami patuhi, Allahuakbar 3x, Aksi Bela Negeri 3x.

Politik

Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid Sa’adi dalam keterangannya, berpesan agar acara ini tidak diisi dengan agenda politik. Selain itu, ia menginginkan agar Munajat 212 ini benar-benar menjadi perekat umat.

“Mengingat sekarang bangsa Indonesia sedang memasuki masa kampanye, kami mengimbau agar acara yang sangat mulia tersebut tidak tercemari oleh kegiatan politik praktis, sehingga tidak mengurangi nilai kesakralan dari kegiatan doa dan zikir tersebut,” ujar Zainut. (Harian Terbit/Safari)
Diberdayakan oleh Blogger.