Siswa SMK 3 dan SMA 12 Kembali Bentrok

Siswa SMA 12 dan SMK 3 saat terjadi bentrok. foto jambiterbit.com 
JAMBITERBIT.COM, KOTA JAMBI - Konplik antar siswa SMK 3 dengan SMA 12 Kota Jambi terus meruncing. Antar siswa telah terjadi saling lempar batu dan sepatu. Kejadian tersebut berlangsung di halaman STM Negeri di Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Rabu (12/9/2018).

Kondisi siswa hiruk pikuk menunjukan egonya masing-masing, namun situasi masih tetap terkendali karena para tenaga pendidik berusaha meredam cekcok tersebut. Kabar yang berkembang di lokasi, cekcok antar siswa kedua sekolah jenjang pendidikan SLTA tersebut dipicu karena perebutan ruang kelas.

Mukti. fotojambiterbit.com
Sebab kedua SLTA itu digabung lantaran gedung sekolah mereka yang baru masih dalam tahap pembangunan. Petugas keamanan sekolah yang tak ingin namanya ditulis mengatakan cekcok yang terjadi saat ini masih dipicu masalah yang kemarin. Karena sejauh ini menurut satpam tersebut belum ada upaya penyelesaian dari pihak terkait.

"Masalah masih dipicu demo yang kemarin, sebab sejauh ini belum ada upaya penyelesaian dari pihak dinas pendidikan ," ujarnya.

Kepala Bidang Pendidikan SMK/SMA Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Jambi Mukti kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya telah menggelar rapat dengan kepala sekolah kedua SLTA tersebut, komite sekolah dan aparat kepolisian.

Menurut Mukti yang pertama dalam waktu dekat pihaknya melakukan upaya-upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa dengan melakukan koodinasi dengan pihak kepolisian. Kemudian akan dicarikan solusi dengan mencarikan tempat untuk siswa SMA 12.

"Jadi kalau ada tempat, tidak ada salahanya SMA 12 kita pindahkan," ujar Mukti. Mukti membenarkan kalau peristiwa tersebut telah terjadi dua kali mulai dari Selasa 11 September hingga Rabu 12 September 2018.

Namun dia menampik bila masalah ini dikatakan belum ada upaya penyelesaian. Karena sejak terjadi cekcok yang pertama kedua belajh pihak telah dimediasi oleh diknas.

"Tapi inikan anak-anak yang usianya masih sangat rentan, karena walaupun telah mediasi kami tidak bisa menjamin kalau masalah itu akan selesai. Makanya akan ada upaya pendekatan edukatif antara sekolah masing-masing," tutur Mukti. (edi)
Diberdayakan oleh Blogger.