Harga Buah Pinang Kembali Turun
![]() |
Kades Kebunsembilan. Suwanto. Foto Jambiterbit.com |
"Padahal kalau musim hujan kami tak bisa motong karet, getahnya menyebar dibatang dan tak sampai ke tabung", ujar Neriah salah seorang petani. Neriah mengaku jika musim penghujan, Lukman suaminya menjadi tukang bangunan. Sedangkan dia mengumpulkan buah pinang di kebun dan, yang di tanam di pekarangan rumah.
Kemudian buah pinang tak langsung di jual, harus diolah dulu dengan cara dikupas, dibelah dan dijemur. Sebab kalau belum kering, harganya lebih murah. "Jadi enaknya jual yang kering, tapi sekarang harga pinang memang lagi murah", tuturnya.
Hal senada juga dikatakan Yadi, warga lainnya. Yadi mengaku di Desa Kebunsembilan, Kecamatan Sungaigelam, Muarojambi memang belum ada kebun pinang yang luas. Biasanya pinang hanya ditanaman sebagai tanaman sampingan warga yang dijadikan sebagai pembatas tanah. Namun,
karena buahnya juga lebat, maka bisa dijual.
"Kalau penampung banyak, itu di pinggir jalan dekat lorong arang, juga ada", tandasnya. Lorong Arang terletak di Desa Tangkit Lama, masih dalam kawasan Sungaigelam.
Menurut Yadi, turunnya harga pinang ini sudah lama, bahkan dari Akhir tahun 2017 lalu. Namun warga di sana tak hanya mengandalkan penghasilan dari menjual buah pinang. Sebab mereka dominan memiliki kebun karet, perkebunan sayur dan palawija.
Kepala Desa (Kades) Kebonsembilan, Suwanto ketika dikonfirmasi via telepon selular, Senin (12/3/2018) membenarkan kalau saat ini harga buah pinang sedang turun. Dia mengaku mendengar kabar itu dari keluhan warganya.
Suwanto juga membenarkan kalau di desanya banyak petani yang nyambi berkebun pinang. "Kabarnya memang ya, turun. Tapi saya tidak tahu apa penyebabnya. Disini ada juga petani pinang, walaupun lahanya tak berapa luas", kata Suwanto. (red/kon/jt00).