Hingga November, Defisit APBN Tembus Rp368,9 Triliun

ist
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga November 2019 telah mencapai Rp368,9 triliun atau 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

“Sampai akhir November defisit kita 2,29 persen atau Rp368,9 triliun,” katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Menkeu mengatakan defisit tersebut lebih tinggi daripada bulan sebelumnya yaitu Rp289,1 triliun atau 1,8 persen terhadap PDB dan meningkat 31,9 persen (yoy) dari periode sama tahun lalu Rp279,7 triliun atau 1,89 persen terhadap PDB.

Defisit dalam pagu APBN untuk tahun ini memiliki target sebesar Rp296 triliun atau 1,84 persen terhadap PDB sehingga defisit pada November tersebut telah melebihi ketentuan.
Di sisi lain, Sri Mulyani menuturkan total defisit itu pada akhir tahun berpotensi mengalami penurunan sebab hingga pertengahan Desember 2019 sudah lebih rendah dari 2,29 persen yaitu 2,21 persen.

“Per 13 Desember 2019 defisit APBN turun menjadi 2,21 persen karena adanya kenaikkan pertumbuhan penerimaan pendapatan dan optimalisasi belanja,” ujarnya.

Sementara itu, total penerimaan negara hingga November 2019 sebesar Rp1.677,1 triliun atau 77,5 persen dari target APBN yakni Rp2.165,1 triliun. Penerimaan tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp1.508,9 triliun dan sekaligus meningkat 0,9 persen (yoy) dari periode sama 2018, yaitu Rp1.662,9 triliun.

Sri Mulyani merinci penerimaan itu berasal dari pendapatan dalam negeri mencapai Rp1.675,2 triliun yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp1.312,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp362,8 triliun. “Penerimaan negara itu juga berasal dari hibah yaitu Rp1,9 triliun,” ujarnya.

Sedangkan belanja negara hingga November 2019 mencapai Rp2.046 triliun atau 83,1 persen terhadap target APBN yaitu Rp2.461,1 triliun. Angka tersebut meningkat 5,3 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu Rp1.942,6 triliun.

“Belanja negara masih menunjukkan kinerja yang baik dan tetap menjadi pendorong dalam memberikan stimulus terhadap perekonomian,” ujarnya, dilansir Antara.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah berpotensi untuk melebarkan defisit APBN pada 2020 yang sebelumnya telah ditetapkan sebesar 1,76 persen dari PDB. Pelebaran defisit tersebut disebut merupakan strategi pemerintah dalam menjaga fungsi stabilitas dan kredibilitas APBN sehingga konsumsi masyarakat tetap terjaga.

“Kalau memang harus melebar karena perekonomian global masih bingung dan dampak ke Indonesia masih berat ya pelebaran defisit enggak apa-apa kita ambil tahun depan,” katanya. (harianterbit/arbi)

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.