Pilpres 2024, Baru Puan dan Airlangga yang punya Perahu
Foto : harianterbit.com |
JAKARTA - Perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia masih 20 bulan lagi. Masih banyak hal-hal yang tidak terduga mungkin terjadi.
Menjadi menarik karena akan memilih Presiden baru, sebab presiden sekarang, Jokowi, tidak bisa menjabat lagi karena terganjal ketentuan konstitusi tentang batasan dua periode.
“Dipastikan, Pilpres 2024 akan menghasilkan figur Presiden baru. Ini yang menyebabkan hiruk pikuk politik sudah mulai semarak dan ramai walau PIlpres masih lama,” kata Denny JA, peneliti senior dan pemilik Lembaga Survey Indonesia (LSI) kepada HARIANTERBIT.com, Minggu, 19 Juni 2022.
Ketidakpastian siapa figur yang akan bertarung juga tinggi. UU No 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan wakil Presiden menyebutkan, pasangan calon yang berniat bertarung di Pilpres harus mendapatkan dukungan dari partai atau gabungan Partai yang mendapatkan suara minimal 20 persen di Pemilihan Umum Legislatif.
Berdasarkan ketentuan tersebut, Doktor Kajian Ilmu Politik dari Ohio Unibersity AS itu menyatakan, paling banyak Calon Presiden/Wapres dalam Pilpres yang akan datang adalah tiga pasang. Yang diusung oleh tiga pilar.
PDI-P, karena menjadi satu-satunya partai yang memperoleh 20 persen kursi di DPR, bisa mengusung pasangan calon sendiri.
Yang tersisa tinggal lima partai yang belum menentukan arah koalisi, karena perolehan suaranya jauh dari syarat Presidential Threshold yaitu Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PKB dan Nasdem.
Kelima partai ini secara komulatif cuma memperoleh 47 persen suara di Parlemen. Karena suara menyebar maka tidak mungkin dipecah menjadi dua pilar. Hanya satu pilar yan bisa maju.
Denny JA menduga yang paling mungkin pilar ketiga itu akan dipimpin oleh Gerindra yang merupakan pemilik suara terbanyak di antara kelimanya. Maka tiga pilar yang kemungkinan bisa mengajukan Calon Presiden adalah Pilar PDI P, Pilah KIB dan Pilar Gerindra.
Survey terbaru LSI menyimpulkan adalah lima calon potensial untuk menjadi Capres. Kelimanya adalah Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan, Airlangga Hartarto (Meko Ekuin), Puan Maharani (Ketua DPR RI), Anies Baswedan (Gubenrur DKI Jakarta) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jateng).
Denny memperkirakan ketiga pilar itu akan diisi oleh kader-kader partai yang dominan untuk jadi Capres. PDIP akan mengajukan Puan Maharari, KIB akan mengajukan Airlangga Hartarto sedangkan pilar ketiga, karena Gerindra yang suaranya terbesar akan mengajukan Prabowo Subianto.
Namun Denny JA juga tidak menutup mata melesetnya dugaan yang dia buat, teutama menyangkut di pilar ketiga
Tidak masuknya Prabowo di calon Presiden Partai Nasdem menunjukkan Pilar ketiga belum menemui kata sepakat.
Memang sudah ada penjajagan dan pertemuan antara Prabowo dan Cak Imin. Tetapi kedua partai itu tidak sampai 20 persen. Artinya, masih membutuhkan partai lain untuk bergabung.
Masih sangat cair. Karena itu, jagat politik Indonesia masih akan menyaksikan kejutan-kejutan dalam Pilpres kali ini, demikian Denny JA***