Aliansi Rakyat Dukung SP Pegadaian Tolak Holding Ultra Mikro
JAMBI - Serikat Pekerja Pegadaian mendapat dukungan langsung dari kelompok aktivis pro rakyat, Aliansi Rakyat Peduli BUMN menyampaikan bahwa SP Pegadaian sudah benar dalam menolak holding BRI, Pegadaian & PNM yang digagas Kementerian BUMN. Dalam diskusi internalnya, Aliansi Rakyat Peduli BUMN yang terdiri dari pemuda, buruh dan mahasiswa memberikan pernyataan sikap untuk turut serta menolak holding ultra mikro.
Koordinator ARP BUMN, Jati Pramestianto mendukung setiap gerakan dan aksi SP Pegadaian untuk menghadang kebijakan holding ultra mikro.
"Aliansi yang terdiri dari 10 kelompok akan bersinergi bareng. Kita siap menyamakan langkah dan sinergi dengan SP Pegadaian untuk menolak kebijakan ini," ucap Jati.
Dirinya menyesalkan rencana holding BRI, Pegadaian dan PNM. Keduanya adalah entitas bisnis yang berbeda. Pastinya juga aksi holding ini sama saja dengan privatisasi saham kedua BUMN yang selama ini bersentuhan dengan usaha mikro dan melayani kebutuhan dana rakyat kecil tersebut.
“Ini sama saja dengan privatisasi terselubung terhadap Pegadaian dan PNM, meskipun kepemilikan saham oleh negara di BRI dominan. Saya khawatir hal itu akan mengubah fokus bidang usaha BUMN pembiayaan usaha mikro tersebut,” tegas Jati yang semasa mahasiswa pernah memimpin aksi mogok makan ini.
Menurut Jati, selama ini Pegadaian dan PNM memiliki peranan penting dalam mendukung ekonomi kerakyatan, lantaran turut melayani masyarakat yang tidak bisa dilayani bank. Pegadaian juga berperan penting dalam membantu mencegah masyarakat terhindar dari jeratan rentenir.
“Kami rakyat yang selama ini terbantu dengan Pegadaian khawatir nantinya akan ada frame bisnis yang berubah," tegas Ketua Yayasan Jurnalis Blogger dan Penulis Indonesia ini.
Selama ini ucap Jati, performa Pegadaian sangat baik. Tidak ada alasan harusnya rencana holding itu.
Semestinya holding BUMN ultra mikro itu fokus pada upaya memperbesar kredit atau bantuan modal bagi usaha mikronya. Bagaimana UMKM yang selama ini kesulitan mengakses permodalan dibantu dan dibimbing, termasuk usaha pertanian dan nelayan yang selama ini BRI saja kesulitan menyentuh mereka.
“Ini kok malah mendahulukan privatisasi sahamnya, ketimbang fokus pada upaya kelangsungan usaha UMKM, " papar aktivis Front Pemuda Marhaen ini.
Jati mengungkapkan misalnya Pegadaian sejak didirikan membawa misi khusus, yaitu memerangi praktik ijon, rentenir dan lintah darat, serta fokus pada masyarakat menengah ke bawah, tidak hanya ultra mikro saja, dan PNM untuk penanganan usaha yang sifatnya kelompok
Sehingga, kurang layak jika Pegadaian dan PNM digabungkan ke dalam Holding Ultra Mikro, karena nasabah yang mereka pegang tidak terbatas hanya pada ultra mikro saja, dan persentase nasabah ultra mikro kecil di sana.
Selain itu, pola kredit gadai di perbankan menurutnya juga berbeda dengan kredit mikro yang diberikan oleh perbankan. Kredit gadai, hanya sebagai jembatan dari kebutuhan mendesak masyarakat.
"Karakter kredit gadai, sangat berbeda jauh dengan kredit mikro atau
perbankan. Karena sifatnya komplimen, untuk keperluan mendesak,"
ucapnya. (harianterbit.com)