China Balas Dendam, Batasi Pergerakan Diplomat AS
Perseteruan antara Beijing dan Washington terus berlanjut. Kali ini, China memberlakukan pembatasan pergerakan para diplomat Amerika Serikat (AS) di negara Tirai Bambu tersebut. Langkah Beijing itu sebagai pembalasan atas tindakan serupa yang lebih dulu dilakukan Washington.
Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip Fox News, Sabtu (12/9/2020), mengatakan pihaknya telah mengirim catatan yang mengumumkan "pembatasan timbal balik" pada Kedutaan Besar AS di Beijing dan konsulat Amerika di seluruh negeri.
Pembatasan pergerakan ini berlaku untuk semua diplomat dan personel senior di misi diplomatik AS, meskipun China tidak merinci seperti apa aturan baru tersebut.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengumumkan serangkaian pembatasan pergerakan pada para diplomat China yang beroperasi di AS. Pompeo mengatakan langkah itu sebagai balasan untuk situasi serupa yang dihadapi diplomat Amerika di China.
"Beijing menerapkan sistem proses persetujuan tidak jelas yang dirancang untuk mencegah diplomat Amerika melakukan bisnis reguler, menghadiri acara, mengamankan pertemuan, dan berhubungan dengan orang-orang China," kata Pompeo.
Rentetan ketegangan diplomatik kedua negara terus melebar karena berbagai masalah, mulai dari pandemi virus corona, manuver militer di Laut China Selatan dan pemilihan presiden Amerika—yang menurut Washington, Beijing telah berupaya melakukan intervensi melalui serangan siber.
Sejak menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu dengan China pada Januari, kedua negara sibuk menjatuhkan sanksi satu sama lain. AS telah menutup konsulat China di Texas awal tahun ini, sementara China telah bergerak dengan mengusir para jurnalis Amerika dari negara itu.(sndo)
sumber : harianterbit.com
Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip Fox News, Sabtu (12/9/2020), mengatakan pihaknya telah mengirim catatan yang mengumumkan "pembatasan timbal balik" pada Kedutaan Besar AS di Beijing dan konsulat Amerika di seluruh negeri.
Pembatasan pergerakan ini berlaku untuk semua diplomat dan personel senior di misi diplomatik AS, meskipun China tidak merinci seperti apa aturan baru tersebut.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengumumkan serangkaian pembatasan pergerakan pada para diplomat China yang beroperasi di AS. Pompeo mengatakan langkah itu sebagai balasan untuk situasi serupa yang dihadapi diplomat Amerika di China.
"Beijing menerapkan sistem proses persetujuan tidak jelas yang dirancang untuk mencegah diplomat Amerika melakukan bisnis reguler, menghadiri acara, mengamankan pertemuan, dan berhubungan dengan orang-orang China," kata Pompeo.
Rentetan ketegangan diplomatik kedua negara terus melebar karena berbagai masalah, mulai dari pandemi virus corona, manuver militer di Laut China Selatan dan pemilihan presiden Amerika—yang menurut Washington, Beijing telah berupaya melakukan intervensi melalui serangan siber.
Sejak menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu dengan China pada Januari, kedua negara sibuk menjatuhkan sanksi satu sama lain. AS telah menutup konsulat China di Texas awal tahun ini, sementara China telah bergerak dengan mengusir para jurnalis Amerika dari negara itu.(sndo)
sumber : harianterbit.com