Matematika Ibadah Ramadhan

Oleh : Prof. DR. H. Mukhtar, MPd

Setiap amalan baik anak Adam adalah untuk dirinya, setiap kebaikan digandakan dengan sepuluh kali ganda bahkan sampai seratus kali ganda. Allah ‘azza wa Jalla berfirman: kecuali puasa, ia adalah untukKu dan Akulah yang akan membalasnya. Hr. Bukhari Muslim.

Jarang kita jumpai pernyataan Allah tentang ibadah yang sangat fulgar seperti pernyataan Hadis di atas. Itu menunjukkan betapa amal ibadah dan puasa Ramadhan yang merupakan kewajiban bagi umat Muhamad (umat Islam), sebagai pengulangan kewajiban amal ibadah dari umat terdahulu.

Tiap ibadah dan amal shaleh semuanya terukur secara matematis, seperti perumpamaan informasi (QS. 2:261), rumus satu amal ibadah digandakan Allah menjadi kelipatan 10, dan 10 ditambahkan menjadi 70, lalu 70 dikalikan 10, sehingga tatkala seorang melakukan 1 ibadah, dia memperoleh kelipatan penghargaan (pahala) total 700.

Sekiranya seorang menunaikan ibadah shalat 1 rakaat, maka dia beroleh penghargaan (pahala) 700 rakaat, sekiranya dia sedekah 1000, maka dia beroleh reward (pahala) 700 ribu, demikian seterusnya.
Bagaimana dengan amal ibadah puasa yang kita lakukan, termasuk semua koleksi amal shaleh di dalamnya? ternyata amal ibadah puasa dengan segenap pirantinya, tidak ada rumus matematikanya, karena telah dikunci oleh Allah dengan kata “wa ana ajzibihi”, Akulah yang menghargainya, memberi reward atau pahala, kepada hambaKu.

Puasa dan seluruh piranti amal ibadah pendukungnya, langsung lewat tol langit menuju Allah, tanpa perantara, tanpa hambatan dan tanpa macet. Karena selama bulan Ramadhan karim, semua kalkulasi “count” diambil alih Allah, tidak berlaku quick count dan real count.

Perhitungan Allah pasti adanya di atas kebenaran dari segala “count” yang dikelola manusia di bumi. Tidak diragukan, tidak disangsikan dan dijamin tidak ada distorsi dalam count Allah. Semua count Allah tercatat dan terdata dengan baik dan sempurna, jadi dipastikan tidak akan ada count yang abal-abal, tidak ada kelebihan countnya, dan pasti juga tidak ada yang dikurangi, semuanya pas.

Di atas semua perhitungan matematis yang ada, Allah katakan “Aku yang memberi reward”, atas kinerja amal ibadah “PUASA DAN PIRANTINYA” yang diunjuk dalam pengabdian hambaKu”. Artinya, pernyataan Allah ini, nilai dan harga atau penghargaan atas amal ibadah hambaNya, semuanya diambil alih Allah dengan penghargaan “TAK TERHINGGA”, di luar lintas batas matematika dan logika digit hitung manusia.

Di sini tidak berlaku norma hitung matematika, yang serba terukur oleh digit manusia. Yang berlaku adalah digit Allah, yang pasti dan tak terhingga. Siapapun tidak bisa menipu angka dan nilai ibadahnya, karena tiap orang ada malaikat pencatat yang mengawasi tiap tarikan napas dan langkah hidup kita.

Betapa bahagianya kita kalau masuk dan lolos dalam kompetisi Ramadhan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini, sehingga beroleh bilangan amal ibadah di mata Allah, dengan digit tak terhingga tanpa batas.

Karena betapa banyak orang yang beriman, lantas gugur dan gagal dalam kompetisi ini, karena mengabaikan kualitas dan kinerja amal ibadah puasa Ramadhan dengan seluruh pirantinya secara baik, yang selain meninggalkan makan, minum dan syahwat, juga meninggalkan semua dusta, ghibah, fitnah dan konflik antar sesama, ssebagaimana disunahkan Rasulullah SAW.

Maka ada peringatan buat kita semua, bagi siapa saja yang sedang berkompetisi meraih kemenangan Ramadhan, kata Rasulullah: “BETAPA BANYAK MEREKA YANG BERIBADAH PUASA (RAMADHAN), TAPI TIDAK MENDAPATKAN APA-APA DARI PUASANYA ITU, KECUALI HANYA LAPAR DAN DAHAGA”.

Semoga kinerja amal ibadah dan puasa Ramadhan yang kita unjukkan makin meningkat dan berkualitas, makin meninggalkan hal-hal yang dilarang dan makin memiliki perilaku yang berakhaqul karimah.

Semoga kita mampu akhiri amal ibadah Ramadhan ini hingga Idul Fitri, awal Syawal dengan fitrah kemenangan husnul khatimah. Aamiin. (Penulis merupakan guru besar IAIN STS Jambi)
Diberdayakan oleh Blogger.