Survei Indo Barometer Prediksi Jokowi-Amin Menang Pilpres 2019

JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Lembaga survei Indo Barometer telah melaksanakan survei di seluruh Provinsi di Indonesia, yang meliputi 34 Provinsi, pada tanggal 1 – 7 April 2019 atau sekitar 10 hari sebelum pencoblosan Pilpres 2019.
 
"Hasil survei Indo Barometer menunjukan pasangan Capres dan Cawapres no urut 01, Joko Widodo – Ma’ruf Amin diprediksi memenangkan pertarungan pada Pilpres 2019," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari di Hotel Harris, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2019).

Dijelaskannya, kemenangan itu, terlihat dari selisih elektabilitas dan prediksi rentang suara pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin yang lebih unggul daripada pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. Ini dengan asumsi golput merata dari kedua belah pihak.

Dalam survei tersebut, tercatat elektabilitas Capres petahana Joko Widodo dan Ma’ruf Amin unggul atas pasangan Capres Cawapres penantangnya, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. Dukungan terhadap Joko Widodo – Ma’ruf Amin sebesar 59,9 persen suara dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, memperoleh sebesar 40,1 persen suara. Selisih elektabilitas antara paslon no urut 01 dan 02 tersebut adalah sebesar 19,8 persen suara.

"Dengan menghitung Margin of Error sebesar +/-2,83 persen, diprediksi rentang perolehan suara untuk masing-masing paslon pada tanggal 17 April 2019, yaitu Joko Widodo – Ma’ruf Amin mendapatkan suara sebesar antara 57,07 sampai dengan 62,73 persen. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno, menurutnya memperoleh rentang dukungan suara sebesar antara 37,27 sampai dengan 42,93 persen," papar Qodari.

Data survei hasil proyeksi selama 3 bulan terakhir dari bulan Februari - April 2019, yakni survei pada tanggal 16-21 Februari 2019, 15-21 Maret 2019 dan 1-7 April 2019. Menunjukan trend keunggulan paslon 01.

"Grafik elektabilitas Joko Widodo – Ma’ruf Amin menunjukan tren yang relatif stabil dalam dua dalam 2 survei terakhir, hal ini terlihat elektabilitas Jokowi - Amin pada bulan maret 2019 sebasar 61,3 persen dan April sebesar 59,9 persen.

Disisi lain, grafik elektabilitas pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno tidak mengalami kenaikan yang signifikan," ulasnya.

Lebih lanjut, Qodari membeberkan, data elektabilitas Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dalam 2 bulan terakhir meraih elektabilitas bulan Maret sebesar 38,7 persen dan April sebesar 40,1 persen.
"Menarik untuk membandingkan trend Pilpres 2019 dengan trend survei 2014 yang lalu, saat Jokowi - JK berhadapan dengan Prabowo - Hatta Rajasa.

Berkaca pada pengalaman trend survei Pilpres 2014 kemarin, yang saat itu Joko Widodo berpasangan dengan Jusuf Kalla berhadapan dengan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Pada Survei 28 Mei 2014 pasangan Jokowi - JK meraih elektabilitas 57,8 persen. Angka ini mengalami penurunan 5,8 persen menjadi 52 persen pada 16-22 juni 2014," ungkap doktor ilmu politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) ini.

Ditambahkan, sebaliknya, terjadi kenaikan elektabilitas pada pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa sebesar 5,8 persen. Naik dari 42,4 persen pada bulan Mei menjadi 48 persen pada bulan Juni. Elektabilitas Jokowi - JK dan Prabowo Hatta pada survei Juni tersebut relatif tidak berubah sampai dengan pencoblosan 9 Juli 2014. Dimana pasangan Jokowi-JK meraih 53,15 persen dan Prabowo - Hatta 46,85 persen.

Melihat trend data 2014 dan 2019 tersebut, kata Qodari sulit bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno untuk mengejar selisih ketertinggalan elektabilitas dalam waktu yang ada. Sehingga diperkirakan pemenang pilpres 2019 adalah paslon no urut 01, Joko Widodo - Ma’ruf Amin.

Untuk diketahui, jumlah sampel pada survei sebanyak 1.200 responden, pada tingkat kepercayaan 95%. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling.

"Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, serta responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan" pungkasnya. (Danial/HarianTerbit)
Diberdayakan oleh Blogger.