Debit Air Sungai Batanghari Tinggi, Harga Pasir Naik
![]() |
Tumpukan Pasir. Foto Jambiterbit.com |
Informasi dari pusat pertambangan pasir di Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi menyebutkan kenaikan harga bahan material bangunan tersebut disebabkan kesulitan pekerja tambang dalam mendapatkan pasir di Sungai Batanghari.
"Kalau air surut lebih gampang mengambil pasir ketimbang musim banjir seperti ini. Makanya kami menaikan sedikit harga pasir guna mengimbangi energi dan jumlah dana yang dikeluarkan ketika proses penambangan", ujar Nur (53) salah seorang pengusaha pertambangan pasir, Minggu (28/4/2019).
Menurutnya, sebelum banjir tiba harga pasir berkisar Rp 40 ribu perkubik. Namun saat ini naik menjadi Rp. 50 ribu perkubik. Namun demikian permintaan masih tetap ada, malah tak berkurang dari sebelumnya.
"Saya rasa kenaikan ini tak berpengaruh pada kebutuhan masyarakat akan pasir", tukasnya. Ditambahkannya, kenaikan harga pasir ini, tak dibarengi dengan kenaikan biaya angkut. Jika dalam kota ongkos angkut yang dikenakan berkisar Rp. 100 hingga 120 ribu.
Sedangkan ke luar kota tergantung jarak dan kesepakatan antara penjual dan pemesan pasir. Harga ongkos angkut ini tetap dan tidak naik.
Martono salah seorang pengembang (kontraktor bangunan perumahan - red) di Kota Jambi mengaku kenaikan harga pasir ini belum mempengaruhi harga jual rumah tipe 36 yang dipasarkan. (elh)