32 Titik Banjir di DKI Jakarta: Dua Meninggal, Ribuan Warga Mengungsi
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Sutopo menjelaskan banjir menyebabkan dua orang meninggal dunia.
"Dua korban jiwa, yaitu Imas (48) yang meninggal akibat kecelakaan terseret arus kali Ciliwung di Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan dan Suyanto (70) meninggal akibat serangan jantung di Kelurahan Bidara Cina Jakarta Timur," ujar Sutopo.
Selain itu, sebanyak 285 KK dan 2258 jiwa mengungsi akibat banjir pada tanggal 26 April 2019. "Saat ini lokasi pengungsi berada di 12 titik lokasi yang terdiri dari dua titik lokasi di Jakarta Selatan dan 10 titik lokasi di Jakarta Timur," jelasnya.
32 Titik Banjir
Sutopo mengatakan, 32 titik banjir yaitu di wilayah Jakarta Selatan tepatnya di RW 01, 02, 011 Kelurahan Pengadegan, RW 01, 03, 07 di Kelurahan Rawa Jati, RW 01 di Kelurahan Cikoko, dan RW 010 di Kelurahan Kebon Baru, dengan ketinggian banjir rata-rata 10-250 cm.
Sedangkan untuk Wilayah Jakarta Timur tepatnya di RW 01, 02, 03, 05, 08, 012 Kelurahan Cawang, RW 01, 02, 04, 05 Kelurahan Balekambang, RW 05, 06, 07, 015, 016 Kelurahan Cililitan, RW 04 sampai dengan RW 08 Kelurahan Kampung Melayu dan RW 06, 07,011,014 Kelurahan Bidara Cina, dengan ketinggian banjir rata-rata 10-250 cm.
Hilir Sungai
Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta mengakui apa yang disampaikan Gubernur DKI Anies Baswedan, terkait penyebab banjir karena hulu Sungai Ciliwung adalah benar. Namun, Anies diminta tidak menyalahkan kiriman air dari Sungai Ciliwung terkait banjir di Jakarta.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Gembong Warsono mengingatkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu harus membenahi hilir sungai yang ada di wilayah DKI Jakarta.
"Kalau beliau menyampaikan seperti begitu, benar, bahwa itu dari hulu sana, tapi persoalannya adalah hilirnya harus kita benahi," kata Gembong di Jakarta, Jumat (26/4/2019).
Ia pun menilai, jajaran di Pemprov DKI Jakarta masih bingung menerjemahkan kebijakan naturalisasi dalam mencegah banjir.
"Artinya, SKPD di bawah untuk menerjemahkan ini masih bimbang untuk menerjemahkan program naturalisasi ini," ujarnya.
Gembong meminta Anies meneruskan program normalisasi yang dilakukan pemerintah sebelumnya. Dia menyebut Anies tidak meneruskan program pemerintah sebelumnya karena anti terhadap penggusuran warga yang menghuni bantaran sungai.
"Mau tidak mau, kalau semakin menyempit, perlu ada normalisasi. Kita tidak mungkin kita menghindari itu. Tidak mungkin. Kenapa Pak Anies membuat naturalisasi, karena Pak Anies anti-penggusuran," tuturnya.
Soroti Dua Hal
Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas menyoroti permasalah banjir dibeberapa wilayah di Jakarta akhir-akhir ini. Menurut Hasbiallah, dalam penanganan banjir, Gubernur Anies dinilai bekerja kurang baik dibanding gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Lebih lanjut Hasbiallah menyoroti dua hal terkait penanganan banjir di Jakarta. Yang pertama adalah ketiadaan kepala di Dinas Sumber Daya Air. "Bagaimana mau jalan pemerintah, wong tata air Plt, penyerapan nggak maksimal. Harusnya ditetapkan. Plt itu kan mungkin serius kerjanya," ujar Hasbiallah, Jumat (26/4/2019).
Sebelumnya, Anies mengakui daerah yang terendam air saat ini adalah daerah langganan banjir. Anies mengatakan genangan tersebut diakibatkan kiriman air dari hulu Sungai Ciliwung.
Terkait dengan banjir kiriman ini, Anies menuturkan pihaknya sudah bersiaga sejak semalam. Semua petugas terkait sudah bersiaga untuk mengantisipasi siaga I Bendungan Katulampa. (Harian Terbit/Sammy)