Setelah Jabar dan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Bakal ke Prabowo-Sandi

ist
JAMBITERBIT.COM, JAKARTA - Dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus berdatangan. Setelah disebut-sebut menguasai Jawa Barat dan Sumatera, kedua paslon ini diprediksi mendapat dukungan dari masyarakat Kalimantan dan Sulawesi.

Pengamat politik Rusmin Effendi, secara politis, perkembangan dan peta politik terhadap dukungan paslon capres/cawapres bergerak secara cepat. Misalnya, arus dukungan kepada paslon 02 begitu dinamis bila dibandingkan paslon 01. Tidak heran, setelah Jabar dan Sumatera maka menyusul Kalimantan dan Sulawesi yang bakal memberi dukungan ke Prabowo-Sandi.

"Kuatnya arus dukungan paslon 02 di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua membuktikan rakyat menginginkan perubahan dan pergantian kepemimpinan nasional," ujar Rusmin kepada Harian Terbit, Minggu (24/2/2019).

Pengamat politik dari Lembaga Kajian dan Analisa Sosial (LeKAS) Karnali Faisal mengatakan, setelah Jabar dan Sumatera, menyusul Kalimantan dan Sulawesi medukung Prabowo maka harus menjadi early warning bagi Jokowi. Tapi untuk realisasi dukungan masyarakat yang selama ini mendukung Jokowi dan beralih ke Prabowo bisa dilihat dari saat Pilpres 2019 dilaksanakan.
"Itu menjadi early warning bagi Jokowi. Puncaknya nanti saat pilpres dilaksanakan," ujar Karnali, Senin (25/2/2019).

Karnali memaparkan, statemen yang menyatakan Prabowo unggul di Kalimantan dan Sulawesi itu berangkat dari hasil survei yang mempunyai akurasi tinggi maka bisa dinarasikan pada dua hal.
Pertama, pemerintahan Jokowi tidak cukup memuaskan masyarakat meskipun pembangunan infrastruktur digenjot di mana-mana.

Kedua, masyarakat merindukan pemimpin baru yang mampu mengatasi persoalan-persoalan khususnya bidang ekonomi yang sejauh ini tumbuh kurang menggembirakan. Di luar itu, jika survei dilakukan pasca debat capres kedua kemarin, boleh dukungan kepada Prabowo sebagai reaksi publik atas  data-data kurang akurat yang disajikan TKN Jokowi.

Bisa Dikuasai

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, beberapa wilayah yang sudah bisa dikuasai sejauh ini terdapat dua daerah yakni Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara. Namun, lanjutnya masih terdapat daerah lain yang cukup berat untuk bisa diambil Prabowo-Sandi.

"Saya perkirakan Sulawesi Selatan dan Sumatra Utara bisa kita ambil, yang belum bisa kita ambil adalah Papua, NTT, Bali, Jawa Timur dan paling berat Jawa Tengah," jelasnya.

Djoko Santoso menyebutkan, tim suksesnya akan mengerahkan segala cara untuk merebut wilayah Solo dari Joko Widodo-Ma'ruf agar menjadi sumber kemenangan Prabowo-Sandi.

Sementara pengamat politik dari Universitas Bunda Mulia (UBM) Silvanus Alvin mempertanyakan apa parameternya sehingga ada klaim setelah Jabar dan Sumatera maka menyusul Kalimantan dan Sulawesi yang bakal memberikan dukung ke Prabowo. "Apa parameternya? Kenapa bisa dibilang merebut elektabilitas di Kalimantan dan Sulawesi? Jangan-jangan ini hanya klaim semata saja," ujarnya.

Silvanus menyebut, dukungan dari Kalimantan dan Sulawesi bisa jadi merupakan klaim saja. Apalagi di Kalimantan, dalam debat kedua kemarin, Jokowi berhasil membongkar kepemilikan lahan Prabowo seluas 220 hektar. Selain itu Prabowo yang dalam pilpres ini juga jarang turun gunung tapi tiba-tiba bisa dianggap menang di dua daerah besar itu yakni Kalimantan dan Sulawesi.

Kemenangan

Rusmin menuturkan, banyak dukungan kepada 02 menjadi indikasi awal kemenangan untuk Prabowo-Sandi yang bakal sulit dibendung oleh siapa pun. Oleh karenanga the real president 2019 sudah jelas yakni Prabowo Subianto. Hanya kecurangan sistemik, terstruktur dan masif yang bisa memenangkan kubu petahana di Pilpres 2019. Karena saat ini dukungan kepada Prabowo - Sandi sudah semakin menggema di berbagai daerah.

Sekarang ini, lanjut Rusmin, kelihatan kubu petahana sedang panik dan tidak mendapatkan kepercayaan masyarakat. Yang paling fatal adalah soal kebohongan dan ketidakmampuan petahana merealisasikan janji-janji politik dan program yang dilaksanakan selama empat setengah tahu berkuasa. Program Nawacita yang menjadi jargonnya juga tidak diketahui keberadaannya saat ini.

"Image publik yang sensasional adalah cap petahanan yang sering melakukan kebohongan dan hoaks. Inilah yang membuat rakyat berpindah dukungan. Apalagi sekarang sangat jelas terlihat kriminalisasi ulama dan tokoh serta hukum tumpul keatas dan tajam ke bawah," tegasnya.

Sebelumnya, Lembaga survei Alvara menyebutkan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin berpotensi unggul di sejumlah wilayah terutama di Pulau Jawa pada Pilpres 2019. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berpeluang menang di Sumatera.

Hal itu diketahui dari hasil survei terhadap tingkat keterpilihan Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga pada 8 sampai 22 Oktober 2018.

“Petahana unggul di hampir semua wilayah kecuali Sumatera," kata Founder and CEO Alvara Hasanuddin Ali saat memaparkan hasil surveinya di Menteng, Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Dari hasil survey Alvara disebutkan bahwa pasangan Prabowo-Sandi unggul 44,6% di Sumatera, berbanding terbalik dengan Jokowi-Ma'ruf Amin 40%. Sementara suara yang belum memutuskan memilih sebesar 15,4%. (Harian Terbit/ Safari)
Diberdayakan oleh Blogger.