Gas 3 kg Tembus Harga 30 Ribu

Pembeli gas elpiji.foto jambiterbit.com


JAMBITERBIT. COM, KUALA TUNGKAL - Kelangkaan Gas LPG 3 kilogram di wilayah Kuala Tungkal telah berlangsung dua pekan terakhir.

Warga pun tak berhenti mengeluhkannya. Alasan itu pula, kini, harga gas melonjak naik dari harga subsidi Rp 18 ribu menjadi Rp30 ribu.

Seperti halnya yang dialami Parmi, salah satu ibu rumah tangga memaparkan,  Kelangkaan ini terjadi sebelum lebaran Haji hingga sekarang. Kondisi ini juga diperparah dengan harga yang kian naik.

“Biasanya ditingkat pengecer hanya Rp 23 ribu paling mahal, kini bisa Rp 30 ribu pertabung. Kalau beli di agen biasa gak kebagian terus antrianya juga lama. Mau tak mau kita beli di eceran dari pada tidak masak,” keluhnya.

Hal senada diungkapkan Marwi, seorang pedagang manisan yang juga biasa menjual Gas melon pada masyarakat. Dia menjelaskan, sejak Habis lebaran hingga saat ini, ia kesulitan mendapat stok gas Lpj 3 kg. Padahal Harga pengambilan sudah naik dari harga normal dari 18 kini 20 pertabung.

“Saya hanya punya 10 tabung, ini husus untuk pelanggan saya, untuk harga saya hanya ambil keuntungan 2000 per tabung. Itu juga tergantung harga pengambilan dari agen,” katanya.

Ia juga mengeluhkan, sukarnya mendapat pasokan Gas. Untuk saat ini kata dia, pengambilan gas kini dibatasi, setiap pelanggan hanya diperbolehkan Satu tabung. Kebijakan para agen dirasa tidak transparan sebab saat ditanya penyebab pembatasan penjualan para agen hanya berkilah jika pasokan dari pusat kini terbatas.

“Katanya pengiriman sekarang dibatasi jadi untuk langganan juga dibatasi. Tapi yang kami heran setiap pangkalan sedikitnya 500 tabung sekali pengiriman, tapi dalam waktu satu malam gas habis dengan alasan di jual.

Yang anehnya lagi, Untuk wilayah kami RT 20 dan sekitarnya pangkalan gas Ada 3 tapi semua habis padahal kalau untuk masyarakat semua pangkalan bisa mencukupi bahkan lebih,” paparnya.

Dia berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi sehingga harga gas dapat normal kembali.

“Saya harap, pemerintah segera bertindak. Kemungkinan kelangkaan ini terjadi akibat ulah para agen nakal yang ingin meraup keuntungan dari hak masyarakat miskin.” tukasnya.

Terkait hal ini salah satu pemilik pangkalan di Jl Kihajar Dewantara Kuala Tungkal, Tanir ketika ditanya, membantah adanya kelangkaan tersebut, ia mengatakan sebenarnya bukan langka, hanya saja pasokan dari diatributor yang dikurangi. 

"Untuk trip ini pasokan tabung dikurangi, sedangkan pembeli bukan berkurang malah bertambah," tuturnya

Soal harga gas bersubsidi ini, pria paruh baya ini mengaku, kalau dirinya tetap memakai standar HET (Harga Eceran Terendah) yang ditetapkan pemerintah Rp 18.000/tabung. 

"Tapi kalau diantar alamat lain lah, kan kita juga bayar upah antarnya. Wajar saja kalau harganya berbeda, dengan yang di pangakalan," pungkasnya
(eka)

Diberdayakan oleh Blogger.