Buton Selatan Memang Keren, Kearifan Lokalnya Hipnotis Yachter
![]() |
Buton Selatan foto Ist |
JAMBITERBIT.COM, BUTON - Masyarakat Buton Selatan tahu benar
mempromosikan daerah saat yachter mancanegara hadir. Mereka tidak hanya
menampilkan hospitality, tetapi juga memamerkan kekuatan nature dan
culture.
Strategi ini sukses menarik perhatian para yachter peserta Sail to
Indonesia 2018. “Wisman harus diberikan pelayanan terbaik. Sebab, ini
kesempatan bagi kami untuk promosi destinasi pariwisata di wilayah Buton
Selatan. Kami ucapkan terima kasih karena para yachter ini akhirnya mau
berkunjung ke wilayah ini,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Maharuddin, Selasa.
Berada di perainan Pulau Buton, posisi para yachter mancanegara
menyebar. Total ada sekitar 30 yacht yang hadir. Namun, hanya ada 8
yacht yang berada di perainan Buton Selatan. Dari jumlah
tersebut, 3 yacht mendekati perairan Sampolawa, Buton Selatan. Yacht
tersebut diantaranya Alexandra dan Volo. Tengah hari, 1 yacht berlabel
SV Calusa merapat di Pelabuhan Tira, Sampolawa.
Dari Pelabuhan Tira, dua orang yachter mancanegara itu dijemput menuju
Pantai Bahari, Sampolawa. Mereka adalah yachter asal Swiss Andy dan
Janet yang berpaspor Australia.
Keramahan ditunjukan warga Desa Bahari 1, 2, dan 3, Kecamatan
Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan. Mereka menggelar pesta penyabutan
secara meriah. Beragam kekayaan seni dan budaya hingga kuliner disajikan
semuanya.
“Mereka tetap tamu penting bagi masyarakat Buton Selatan. Kami berharap
mereka terkesan dengan keramahan yang diberikan. Lalu, mengabarkan hal
ini kepada masyarakat internasional di lingkungan mereka,” terang
Maharuddin.
Menyambut kehadiran Andy dan Janet, rangkaian bunga pun dikalungkan
kepada mereka. Sama seperti tamu lainnya, mereka juga disambut dengan
Tari Mangaru. Dibawakan oleh dua orang pria, tarian ini menjadi bentuk
ucapan selamat datang khas Buton Selatan bagi tamu istimewa. Para penari
ini lengkap dengan busana adat mereka. Mulai leja (baju), kampurui
(ikat kepala), hingga tobo (keris).
Duo yachter itu kemudian diajak menuju venue pesta. Tepatnya di Pantai
Bahari yang lebih familiar sebagai Ratu Ampat. “Sementara baru dua
yachter ini yang datang. Mereka ini menjadi perwakilan dari para yachter
yang belum bisa berkunjung saat ini (Selasa, 28/8). Nanti yang lain
akan menyusul,” jelasnya lagi.
Di kawasan Pantai Ratu Ampat, Sampalowa, beragam parade seni dan budaya
pun ditampilkan. Tari Luloh disajikan sebagai pengantar. Tari ini
melibatkan kaum hawa di sana dengan busana khasnya. Para penari wanita
ini mengenakan kain bawahan biatanu dengan karakter motif dan warna wani
kuat. Andy pun mengaku terkesan dengan cara penyambutan masyarakat Desa
Bahari 1, 2, dan 3.
“Masyarakat di sini sangat ramah. Kami belum pernah melihat yang
seperti ini. Ini bagi kami sangat luar biasa. Budaya di sini sangat
beragam. Semuanya bagus. Kami berharap, yachter yang lain segera bisa
bergabung di sini. Kami sudah hubungi mereka,” jelas Andy.
Suasana semakin semarak. Sebab, acara ini dikunjungi oleh sekitar 1.500
pengunjung. Mereka memadati venue dan terlihat antusias dengan kamera
handphonenya. Setiap momen direkam dengan baik. Kemeriahan semakin
tinggi kala Tari Mangu-Mangu digelar.
Tari Mangu-Mangu dibawakan oleh kaum hawa yang berusia lanjut. Mereka
menari dan bernyanyi sambil berputar. Beberapa kali terlihat memainkan
kipasnya. Lalu, beberapa saatnya kemudian para pengunjung pun diajak
menari bersama termasuk dua yachter asing tersebut. Suasa kegembiraan
lalu berlanjut dengan Tari Tiga Jiku, Tari Tobelo, hingga Tari Meti Kei.
“Ini menjadi perjalanan yang luar biasa. Semuanya sangat bagus,
termasuk makanannya. Saya mencoba beberapa makanan khas di sini dan enak
rasanya,” ujar Andy lagi.
Masyarakat Desa Bahari tak lupa menyertakan kuliner terbaik. Selain kue
cucur yang dicoba Andy, di sini juga disajikan varian lainnya. Sebut
saja ada tatandu, waje, sangkola, lapa-lapa ubi, kampuruni, kambewe, dan
sate pepaya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian
Pariwisata Ricky Fauzi mengatakan, wilayah Buton Selatan sangat kaya.
“Sambutan hangat dan keramahtamahan sudah menjadi ciri di sana juga
wilayah lain di nusantara. Hal ini tentu sangat menggembirakan. Kami
yakin, para yachter mancanegara ini sangat menikmati setiap keramahan
yang diberikan. Ada parade seni dan budaya hingga beragam jenis kuliner.
Masyarakat di sana memang kaya budaya dan kuliner,” terangnya.
Kehangatan dalam menyambut para tamu yang disampaikan masyarakat Buton,
mendapatkan apresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar
berharap, para yachter ini tidak melewatkan momentum terbaik di Buton
Selatan. “Sikap masyarakat Buton Selatan ini benar-benar membanggakan.
Kami harap para yachter bisa bergabung dan menikmati momen terbaik ini,”
tutupnya. (harianterbit/eka)