Ahok Boleh Dampingi Jokowi, Anies Dilarang: Perseteruan Pilpres Dimulai

JAMBITERBIT.COM JAKARTA - Dihentikannya langkah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat hendak mendampingi Presiden Jokowi melakukan penyerahan Piala Presiden ke tim Persija di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2/2018), tanpa alasan yang jelas dikritik berbagai kalangan. Padahal, pada piala Presiden 2015 saat Persib Bandung menjadi juara, ditempat yang sama, Presiden didampingi oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Walikota Bandung Ridwan Kamil juga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur Jakarta.

Menanggapi hal itu, Anggota DPD RI Provinsi DKI Jakarta, Dailami Firdaus menilai ada kejanggalan dalam prosesi kemenangan tersebut dimana Gubernur Anies Baswedan tidak ikut turun ke podium mendampingi Presiden untuk menyerahkan piala dan memberikan ucapan selamat.

Padahal, kata dia, di piala Presiden tahun 2015 saat Persib Bandung menjadi juara, ditempat yang sama yaitu GBK, Presiden didampingi oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Walikota Bandung Ridwan Kamil juga Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur Jakarta.

"Menurut saya ini menjadi point yang sangat menggelitik dan sekarang melalui medsos beredar video dimana Bang Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta terpilih terlihat ditahan atau dilarang oleh pasukan pengamanan untuk tidak turun kepodium.

Sebagai Senator DKI Jakarta sekaligus Putra Daerah, saya sangat kecewa dengan dilarangnya Gubernur DKI Jakarta turun kepodium apalagi pemenangnya adalah tim dari Jakarta," ungkap pria yang akrab disapa Bang Dailami di Jakarta, Minggu (18/2/2018).

 Kekecewaan Dailami, yang juga dewan pembina Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia), sangat mendasar karena menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan, dimana pada pasal Pasal 13 Tata Tempat bagi penyelenggara dan/atau pejabat tuan rumah dalam pelaksanaan Acara Resmi poin (a) menyebutkan, dalam hal Acara Resmi dihadiri Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyelenggara dan/atau pejabat tuan rumah mendampingi Presiden dan/atau Wakil Presiden. Artinya, tegas Dailami, Gubernur Anies Baswedan sudah seharusnya turut mendampingi Presiden dipodium dalam Prosesi kemenangan.

Dailami berharap polemik ini tidak berkepanjangan karena dunia olah raga harus dipisahkan dari dunia Politik agar para atlit fokus kepada prestasi dan mengharumkan nama bangsa serta daerahnya. Setidaknya melalui Olah Raga kita akan paham mengenai arti kata Sportifitas dalam pertandingan. "Sekali lagi saya Ucapkan Selamat Kepada Persija Jakarta dan Seluruh Masyarakat Jakarta atas Prestasi sebagai Juara Piala Presiden 2018, tetap semangat dan tidak berpuas diri, mari kita sama-sama berdoa dan mendukung agar Persija Jakarta Juga dapat menjadi Juara diliga Indonesia yang akan segera bergulir," tutup Dailami.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah membandingkan apa yang dialami Anies dengan perlakuan negara terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dimana Ahok yang pada Februari 2017 lalu, berstatus terdakwa kasus penistaan agama, berada dalam satu mobil dengan Jokowi untuk meninjau sejumlah pembangunan infrastruktur di ibukota.

"Adegan ini kalau benar harus dijelaskan kepada publik oleh @KemensetnegRI. Kenapa gubernur DKI @aniesbaswedan Gak boleh ikut sementara pejabat Gak jelas pada ikut? Ahok aja diajak naik mobil RI1 padahal terdakwa. #NgawurKalian !!" Tulis Fahri lewat akun Twitter-nya, Minggu (18/2/2018). Untuk diketahui, insiden itu bermula saat Gubernur Anies Baswedan berada di deretan belakang ketika Presiden Jokowi berjalan untuk menyerahkan medali kepada skuat Persija Jakarta usai menaklukkan Bali United 3-0 di stadion Gelora Bung Karno, kemarin malam.

Baru saja mau turun dari tribun VVIP untuk ikut mendampingi Presiden Jokowi, seorang lelaki berbaju safari menghentikan langkah Anies. Anies merupakan gubernur Jakarta yang berpasangan dengan Sandiaga Uno yang berhasil mengalahkan duet Ahok-Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada lalu. Dalam video yang diambil dari jarak jauh terlihat lelaki berbaju safari dan Anies terlibat percakapan. Setelah itu, Anies sendirian kembali ke tribun VVIP, sementara pejabat-pejabat yang tadinya bersamanya ikut mendampingi Kepala Negara.

Hanya beberapa saat setelah video itu tersebar di media sosial, memancing reaksipublik. Kasus itu pun menjadi berita utama di sejumlah media online. Wibawa Anies Saat ditanya soal kejadian penahanan pihak Paspamres pada Sabtu (17/2) itu, Anies memilih bicara soal kemenangan Persija. "Dari tadi malam itu yang penting Persija menang. Saya di mana nggak penting, yang penting Persija menang, saya merasa bangga," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Minggu (18/2/2018).

Karena dicegah Paspampres, Anies tidak ikut ke podium untuk menyerahkan piala ke Persija. Dia lalu mendatangi para pemain Persija di lapangan. "Saya kemudian mendatangi teman-teman di bawah, turun ke lapangan. Saya ucapkan selamat. Yang penting bagi kita adalah Persija menang dan rakyat Indonesia senang," ujarnya.

Ada Dalangnya? Presidium Gerakan Laskar Pro 08 (GL PRO 08), Jimmy CK, mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh panitia atau protokoler tersebut. "Kami dari GL PRO 08 mengecam keras tindakan protokoler Presiden. Tindakan tersebut tentu sangat merendahkan harkat dan martabat seorang pemimpin. Karena bagaimanapun juga, Anies adalah pemimpin pilihan rakyat," katanya di Jakarta, Minggu (18/2/2018).

Ia menegaskan, insiden ini melanggar UU Nomor 9 Tahun 2010 Pasal 9 dan 13 tentang Keprotokoleran. Dan, lanjut dia, panitia harus minta maaf secara terbuka ke publik atas insiden itu. "Panitia tentu harus meminta maaf atas adanya insiden ini. Karena sikap ini jadi catatan buruk dan tercatat dalam sejarah. Jika tidak, kami dari GL Pro siap bergerak, bahkan untuk menemui pihak Presiden, sekalipun" kata dia.

Dirinya menduga, adanya dalang dalam peristiwa ini. "Ini pasti ada dalangnya. Dalangnya pasti orang yang berkuasa. Karena, ga mungkin protokoler akan bertindak seperti itu kalau tak disuruh oleh atasannya," terang dia. Di sisi lain, politikus Partai Gerindra Fadli Zon mengaku cukup heran setelah melihat cuplikan rekaman Anies yang dicegat Paspampres.

Menurut dia, Anies selaku Gubernur DKI Jakarta berhak berada di podium dan menyerahkan piala tersebut kepada Persija. Selain itu, gubernur juga biasanya memiliki protokoler untuk acara-acara seperti itu. Ia menilai seharusnya Anies dilibatkan dalam penyerahan piala kepada tim Macan Kemayoran. "Mestinya sih dilibatkan.

Biasanya untuk presiden ke luar negeri saja gubernur diundang untuk mengantar atau menjemput.Saya enggak tahu ini ada kaitan (politik) atau tidak," ucap Fadli. Jangan Dipersoalkan Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin membenarkan peristiwa tersebut. Tindakan tersebut merupakan prosedur pengamanan. "Tidak ada arahan apapun dari Presiden untuk mencegah Anies," kata dia di Jakarta, Minggu (18/2/2018).

 Menurut Bey, Paspampres hanya mengizinkan nama-nama yang disebut pembawa acara untuk mendampingi Presiden. Nama-nama tersebut sebelumnya telah disiapkan oleh panitia acara. Bey mengatakan, panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh kepala daerah lantaran gelaran Piala Presiden bukan acara kenegaraan. Bey menuturkan, Jokowi juga masih perlu menunggu selama 15 menit di lapangan karena acara tersebut bukan acara resmi kenegaraan.

Presiden harus menunggu hingga selesainya pemberian penghargaan lain sebelum menyerahkan Piala Presiden kepada Persija. Selama pertandingan, Bey mengatakan Presiden Jokowi dan Gubernur Anies sangat menikmati jalannya pertandingan final. "Keduanya menonton dengan rileks, sangat informal, serta akrab," kata dia.

Presiden pun menyampaikan selamat dan menyalami Anies saat Persija mencetak gol. Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait meminta publik tak mempersoalkan insiden Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dilarang ikut Presiden Joko Widodo menyerahkan piala kepada pemenang Piala Presiden 2018, Persija Jakarta.

Video yang belakanan viral diharapkan tak dibesar-besarkan. "Saya tahu ada orang yang enggak senang lihat Pak Anies dan Jokowi itu kompak dan akur. Nih catat baik-baik, ada saja orang yang enggak senang Indonesia kondusif. Orang Anies dan Jokowi baik-baik saja, kenapa jadi ribet," tegas Maruarar di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu, (18/2/2018).

 Maruarar mengatakan tak semua pejabat ikut hadir ke podium. Toh, ketika pertandingan berjalan, Jokowi dan Anies menunjukkan sikap biasa. "Pak Anies juga duduk dekat Pak Jokowi. Pas gol Persija Pak Jokowi menyampaikan selamat kepada Pak Anies," tutur politikus PDI Perjuangan itu.

Penulis    : Sammy
Sumber   :  harianterbit
Diberdayakan oleh Blogger.