Warga Keturunan Tionghoa Takut Rayakan Imlek

Periapan Cap Go Meh. Foto Ist
KOTA JAMBI - Walikota Jambi H Syarief Fasya mengatakan, sejak mencuatnya kasus penistaan agama dan penutupan aktivitas Hotel Novita Kota Jambi, banyak dampak negatif yang dirasakan masyarakat. Salah satunya ada semacam ketakutan dirasakan warga Jambi keturunan Tionghoa untuk merayakan Imlek. Demikian dikatakan walikota Jambi dalam sambutannya sesaat sebelum melakukan pembukaan segel Hotel Novita Kota Jambi, Rabu (18/01/2017). 

"Sudah beberapa dari pihak warga Tionghoa yang menyurati saya, prihal rasa ketakutan mereka untuk meraya Imlek. Padahal itu hari besar mereka",ujar walikota. Walikota menyebutkan, apakah sebegitu mencekamnya kondisi warga di Kota Jambi khususnya warga keturunan Tionghoa. Padahal sebelum mencuatnya kasus dugaan penistaan agama di Hotel Novita menjelang Natal tahun 2016 lalu, kota Jambi aman -aman saja. Namun walikota menegaskan, karena kasus tersebut telah ditangani pihak berwajib, maka dirinya menyebutkan tidak akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan. 

"Jadi silahkan raya hari besar seperti biasa", kata walikota. Perlu diketahui, penutupan Hotel Novita salah satu hotel berbintang di Kota Jambi, Provinsi Jambi disebabkan adanya lapaz Allah yang terukir dari bebatuan yang diletakan dibawah pohon natal menjelang perayaan Natal 2016 lalu. Akibatnya, hotel yang berlokasi di Jalan GatotSubroto,Kawasan Pasar Kota Jambi,Provinsi Jambi, didemo oleh masyarakat yang tegabung dalam sebuah organisasi masyarakat Islam. Puncaknya, aktivitas hotel tersebut ditutup dengan batas waktu yang tak ditentukan. Kemudian karena pelaku penistaan agama itu telah ditangkap dan ditangani pihak kepolisian, maka hotel itu dibuka kembali, Rabu (18/01/2017). 

Gubernur Provinsi Jambi H Zumi Zola Zulkifli sangat menyayangkan kondisi itu. Karena dengan adanya kasus tersebut berdampak pada keengganan para investor masuk ke Jambi. "Jadi akhirnya saya yang mala bertugas untuk meyakinkan para investor tersebut",ujar gubernur. Dikatakan Gubernur, jika masyarakat Jambi mengetahui, adanya aktor intlektual dibalik kasus penintaan agama ini, laporkan saja kepadanya. Dirinya akan menampung apapun bentuk laporan itu untuk diselidiki kebenarannya. 

"Saya ini orang Jambi, jadi jika ada informasi tentang dugaan aktor intlektual di kasus ini, tolong beritahu saya", tukasnya. Sementara itu, General Manager (GM) Hotel Novita, Khusairi kepada wartawan mengatakan, dirinya banyak berterimakasih kepada Gubernur Jambi, Walikota Jambi, Pihak Kepolisian dan unsur Forkopimda lainnya atas izin beroperasi kembalinya Hotel Novita. Dirinya mengakui dengan ditutup Hotel Novita, pihaknya jelas mengalami kerugian. 

Namun kerugian itu belum bisa ditaksir karena belum dikalkulasi. Pantauan di Hotel Novita pasca di lepaskannya segel penutupan aktivitas perhotelan, sedikit agak berbeda dari biasanya. Suasana sedikit tegang yang melenyapkan rasa nyaman. Aktivitas Hotel saat itu baru terlihat para tenaga kebersihan (cleaning service) yang terus menjalankan tugasnya. Namun banyak pihak berharap kasus ini segera tuntas, dan suasana Kota Jambi dapat kembali damai seperti dulu. (***)
Diberdayakan oleh Blogger.