Trump ke Korut: Kami Menonton Dengan Sangat Cermat

JAMBITERBIT.COM, DUNIA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Amerika Serikat mengawasi Korea Utara sebagai ultimatum akhir tahun dari Pyongyang tentang nasib pendekatan pembicaraan nuklir mereka.

Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menyerah pada tekanan Washington karena sudah tidak ada ruginya, dan bahkan mengancam bahwa AS dapat mengharapkan "hadiah Natal" jika tidak mematuhi.

Utusan khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun mengatakan di Seoul pada hari Senin bahwa deklarasi Pyongyang "bermusuhan dan negatif".

Di Washington, Presiden Trump memperingatkan AS sedang menonton. "Kita akan lihat. Saya akan kecewa jika ada sesuatu yang terjadi. Dan jika ya, kami akan membereskannya," kata Trump di Gedung Putih pada hari Senin waktu setempat ketika ditanya tentang situasinya. "Kami menontonnya dengan sangat cermat," tambah Trump.

Negosiasi antara Washington dan Pyongyang sebagian besar terhenti sejak runtuhnya KTT Februari di Hanoi antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Pemimpin Korea Utara dan Trump telah mengadakan dua pertemuan resmi mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun, pertemuan pertama mereka yakni pada saat KTT Singapura yang diadakan pada Juni 2018, diakhiri dengan kesepakatan yang luas, dan yang kedua, KTT Hanoi, diadakan pada bulan Februari, runtuh tanpa perjanjian.

Korea Utara berada di bawah beberapa putaran sanksi keras oleh PBB dan AS atas program nuklir dan misilnya.

Terlepas dari sanksi-sanksi itu, Pyongyang telah mengambil beberapa langkah unilateral untuk menunjukkan itikad baiknya, termasuk menghancurkan setidaknya satu lokasi uji coba nuklir dan setuju untuk mengizinkan para pengawas internasional ke dalam fasilitas pengujian mesin rudal.
Namun diplomasi tersangkut ketika AS menolak untuk membalas langkah-langkah Korea Utara sepihak.

Kim telah menetapkan akhir 2019 sebagai batas waktu untuk mencapai kemajuan dalam perundingan yang macet, memperingatkan bahwa ia dapat mengambil "jalan baru" yang tidak ditentukan tahun depan.

Pada hari Senin, Amerika Serikat menolak proposal Rusia dan China untuk mencabut beberapa sanksi PBB terhadap Korea Utara, dengan mengatakan Pyongyang belum membuat kemajuan menuju denuklirisasi.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri membuat komentar setelah Reuters melaporkan bahwa China dan Rusia telah mengusulkan rancangan resolusi PBB yang mencari bantuan sanksi parsial, termasuk pencabutan sanksi atas ekspor patung, makanan laut dan tekstil Korea Utara. (harianterbit/hermansyah)

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.