Ratu Elizabeth II Meninggal, Kepemimpinan Pangeran Charles Diragukan

Foto: ist
PANGERAN  Charles, putra tertua Ratu Elizabeth II otomatis naik tahta setelah ibunya meninggal dunia pada Kamis 8 September 2022 waktu setempat. Namun kepemimpinan Raja Chales III yang juga ayah dari Pangeran William dan Pangeran Harry ini diragukan.

Dari jajak pendapat menunjukkan Pangeran Charles tidak mendapat  dukungan yang sama seperti mendiang ibunya. Juga muncul spekulasi dengan meninggalnya Ratu Elizabeth mungkin akan meminculkan sentimen negative di kalangan masyarakat Inggris.

"Saya pikir ini akan menjadi kejutan besar bagi semua orang, lebih dari yang mereka sadari. Saya tidak tahu apakah itu berlebihan untuk berpikir akan ada semacam gangguan saraf nasional," kata sejarawan kerajaan Hugo Vickers.

Hugo Vickers menegaskan pemerintahan Ratu Elizabeth tidak mungkin disaingi, bahkan oleh putranya sendiri Pangeran Charles.

"Saya pikir, sejujurnya, jika kita hidup 1.000 tahun, kita tidak akan pernah melihat yang seperti ini lagi." Kata Hugo Vicker seperti dilansir dari kantor berita CAN.

Saat kematiannya, Ratu Elizabent tidak hanya menjadi kepala negara Inggris Raya tetapi juga Australia, Bahama, Belize, Kanada, Grenada, Jamaika, Selandia Baru, Papua Nugini, Saint Lucia, Saint Kitts dan Nevis, Tuvalu, Solomon Kepulauan, Saint Vincent dan Grenadines, dan Antigua dan Barbuda.

Ratu Elizabeth II menjadi Raja Inggris ke 40 yang paling lama bertahta. Selama 7 dekade, tepatnya 71 tahun dia memimpin Inggris raya dan negara pesemakmuran.  Ratu Elizabeth naik tahta pada usia 25 tahun setelah ayahnya Raja George VI meninggal dunia.***

Editor: Yuli Terbit

Sumber.: harianterbit.com 


Diberdayakan oleh Blogger.