AS Lakukan Serangan Udara Terhadap Milisi yang Didukung Iran Di Irak dan Suriah


MILITER AS pada hari Minggu lalu melakukan serangan udara terhadap milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah, sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak oleh milisi terhadap personel dan fasilitas AS di Irak, kata Pentagon.

Pentagon juga menyebutkan jika serangan itu menargetkan fasilitas operasional dan penyimpanan senjata di dua lokasi di Suriah dan satu lokasi di Irak. "Seperti yang ditunjukkan oleh serangan malam ini, Presiden Biden sudah jelas bahwa dia akan bertindak untuk melindungi personel AS," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, Senin (28/6/2021).

Serangan itu terjadi bahkan ketika pemerintahan Biden ingin menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran. Serangan itu tampaknya menunjukkan upaya Biden untuk mengelompokkan serangan defensif untuk melindungi personel Amerika, sementara secara bersamaan melibatkan Teheran dalam diplomasi.

Para pengkritiknya mengatakan Iran tidak dapat dipercaya dan menunjuk serangan pesawat tak berawak sebagai bukti lebih lanjut bahwa Iran dan proksinya tidak akan pernah menerima kehadiran militer AS di Irak atau Suriah. Biden dan Gedung Putih menolak mengomentari serangan pada hari Minggu tersebut.

Para pejabat AS yakin Iran berada di balik peningkatan serangan pesawat tak berawak dan serangan roket berkala terhadap personel dan fasilitas AS di Irak, di mana militer AS telah membantu Baghdad memerangi sisa-sisa ISIS.

Dua pejabat AS, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, mengatakan milisi yang didukung Iran melakukan setidaknya lima serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas yang digunakan oleh personel AS dan koalisi di Irak sejak April.

Pentagon mengatakan fasilitas yang ditargetkan digunakan oleh milisi yang didukung Iran termasuk Kataib Hezbollah dan Kataib Sayyid al-Shuhada.

Salah satu fasilitas yang ditargetkan digunakan untuk meluncurkan dan memulihkan drone, kata seorang pejabat pertahanan.

Militer AS melakukan serangan dengan pesawat F-15 dan F-16, kata para pejabat, seraya menambahkan bahwa pilot berhasil kembali dari misi dengan selamat. "Kami menilai setiap serangan mencapai target yang diinginkan," kata salah satu pejabat kepada Reuters.

Pemerintah Irak sedang berjuang untuk menghadapi milisi yang secara ideologis bersekutu dengan Iran yang dituduh menembakkan roket ke pasukan AS dan terlibat dalam pembunuhan aktivis pro-demokrasi yang damai.

Sebelumnya pada bulan Juni, Irak membebaskan komandan milisi yang bersekutu dengan Iran Qasim Muslih, yang ditangkap pada bulan Mei atas tuduhan terkait terorisme, setelah pihak berwenang menemukan bukti yang tidak cukup terhadapnya. (harianterbit.com/hermansyah)

Diberdayakan oleh Blogger.