Hipospadia itu apa, Bagaimana Mengatasinya?

JAKARTA - Hipospadia adalah kondisi di mana uretra (saluran kencing) tidak berada di posisi yang normal. Uretra merupakan saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak di ujung penis untuk mengeluarkan urine. Tetapi pada pengidap hipospadia, lubang uretra justru berada di bagian bawah penis. Kelainan ini bawaan sejak lahir. 

Kondisinya bersifat ringan apabila ujung uretra hanya bergeser sedikit dari posisi normalnya. Tapi dianggap berat apabila ujung uretra berada jauh dari posisi normal, misalnya pada buah zakar.

Penyebabnya, belum diketahui secara pasti. Dalam pembentukan penis selama bayi berada dalam rahim ditentukan oleh beberapa hal, salah satunya adalah hormon seks laki-laki, yakni testosteron.

Hipospadia bisa disebabkan terhambatnya kerja hormon testosteron tersebut, sehinga pertumbuhan penis menjadi terganggu. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat memicu hipospadia seperti riwayat keluarga, pengaruh usia perempuan yang hamil di atas 40 tahun, paparan rokok, senyawa kimiawi selama kehamilan, terutama pestisida.

Gejalanya, umumnya lubang uretra pada pengidap hipospadia terletak di dekat ujung penis. Tetapi ada juga pengidap dengan lubang uretra yang terletak di bagian tengah atau pangkal penis. 
Inilah yang disebut hipospadia parah.

Di luar letak lubang uretra, gejala-gejala hipospadia mirip seperti kulup yang terlihat menutup ujung penis. Ini terjadi karena kulup tidak berkembang di bagian bawah penis. Penis melengkung ke bawah akibat terjadinya pengencangan jaringan di bawah penis. Percikan abnormal saat buang air kecil.

Hipospadia yang parah membutuhkan pemeriksaan lebih mendetail untuk memastikan ada atau tidaknya keabnormalan pada alat kelamin pengidap. Operasi bisa dijalani idealnya adalah saat anak berusia empat bulan hingga 1,5 tahun.(berbagai sumber/us) 

Penyebabnya, belum diketahui secara pasti. Dalam pembentukan penis selama bayi berada dalam rahim ditentukan oleh beberapa hal, salah satunya adalah hormon seks laki-laki, yakni testosteron.

Hipospadia bisa disebabkan terhambatnya kerja hormon testosteron tersebut, sehinga pertumbuhan penis menjadi terganggu. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat memicu hipospadia seperti riwayat keluarga, pengaruh usia perempuan yang hamil di atas 40 tahun, paparan rokok, senyawa kimiawi selama kehamilan, terutama pestisida.

Gejalanya, umumnya lubang uretra pada pengidap hipospadia terletak di dekat ujung penis. Tetapi ada juga pengidap dengan lubang uretra yang terletak di bagian tengah atau pangkal penis. 
Inilah yang disebut hipospadia parah.

Di luar letak lubang uretra, gejala-gejala hipospadia mirip seperti kulup yang terlihat menutup ujung penis. Ini terjadi karena kulup tidak berkembang di bagian bawah penis. Penis melengkung ke bawah akibat terjadinya pengencangan jaringan di bawah penis. Percikan abnormal saat buang air kecil.

Hipospadia yang parah membutuhkan pemeriksaan lebih mendetail untuk memastikan ada atau tidaknya keabnormalan pada alat kelamin pengidap. Operasi bisa dijalani idealnya adalah saat anak berusia empat bulan hingga 1,5 tahun.(harianterbit.com/berbagai sumber/us) 

 

Diberdayakan oleh Blogger.