Tinggal Selesaikan Administrasi Lalu Beli Tiket, Habib Rizieq Akan Tiba di Indonesia Oktober-November

 JAKARTA - Pencekalan terhadap Imam Besar (IB) Habib Rizieq Syihab (HRS) telah dicabut oleh pemerintah Arab Saudi. Selain itu over stay Imam Besar tersebut di Arab Saudi juga sudah diselesaikan dengan baik.

Kini, HRS tinggal membeli tiket dan membayar adminstrasi untuk kembali ke Indonesia. Diperkirakan HRS tiba di Indonesia pada bulan Maulid atau antara Oktober sampai November.

“Doa kan bisa segera tiba di Indonesia. Direncakan tiba di bulan Maulid, ya satu bulan, dari akhir Oktober sampa dengan akhir November. Saya tidak bisa pastikan tanggalnya,” kata Direktur HRS Center, Abdul Chair Ramadhan kepada Harian Terbit, Selasa (20/10/2020).

Abdul Chair membenarkan status cekal HRS sudah dicabut oleh otoritas Kerajaan Arab Saudi.

Dikatakannya, Habib Rizieq Syihab yang berusaha sendiri dalam pencabutan status cekal yang dialaminya. Apalagi Kedutaan Indonesia di Arab Saudi juga tidak berupaya bagaimana ketika ada warganya di negara lain yang ingin pulang ke Indonesia. Bahkan untuk urusan denda over stay juga sudah diselesaikan dengan baik.

"HRS yang berusaha sendiri dalam pencabutan (cekal) tersebut. Jadi, sama sekali tidak ada peran dari pemerintah. Begitupun denda overstay, sudah selesai. HRS tidak dibebankan untuk membayar," tegasnya.

"Sekarang HRS mengurus administrasi exit permit. Jadi kalau sudah selesai administrasi tersebut, langsung beli tiket pesawat untuk kembali ke Tanah Air," tambahnya.

Abdul Chair berharap tidak ada hambatan dalam proses kepulangan Habib Rizieq Syihab ke Indonesia. Sehingga Habib Rizieq Syihab bisa bertemu dengan jamaahnya kembali di Indonesia. "Semoga tidak ada hambatan apapun, mohon doanya," harapnya.

Revolusi Akhlak

Sementara itu Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman melalui chanel Front TV, yang dlihat Harian Terbit, Senin (20/10/2020) mengungkapkan, Habib Rizieq Syihab jika tiba di Indonesia akan memimpin revolusi. Makna revolusi yang akan dipimpin Habib Rizieq Syihab adalah revolusi akhlak.

"Soal pernyataan bahwa Habib Rizieq akan pimpin revolusi, saya juga mau katakan sekarang ini Pak Jokowi mengatakan revolusinya adalah revolusi mental, kenapa ketika Habib Rizieq mengeluarkan kata revolusi, memimpin revolusi itu dipersoalkan? Jadi secara per definisi, revolusi itu adalah perubahan yang cepat itu yang dimaksud, perubahan cepat dalam soal apa? Kalau rezim Pak Jokowi dengan pimpinan Pak jokowi membuat slogan revolusi mental, maka Habib Rizieq menyuarakan, dan membawa, serta akan memimpin revolusi akhlak," ujarnya.

Munarman menjelaskan, revolusi akhlak itu mengubah perilaku agar meneladani sikap Nabi Muhammad SAW. Dia mencontohkan revolusi akhlak seperti mengubah perilaku orang yang tadinya sering berbohong menjadi tidak berbohong dan yang tadinya sering meninggalkan salat jadi sering salat.

"Akhlak seperti apa? Menjadi akhlak kepada Rasulullah, akhlak yang berdasarkan Al-quran dan Assunnah, akhlak yang dari orang suka bohong direvolusi jadi tidak bohong, orang yang tidak suka salat menjadi orang yang suka salat, orang yang suka khianat jadi tidak khianat, itu yang mau diajak oleh Habib Rizieq, revolusi orang yang terjajah menjadi tidak tertindas, orang yang dizalimi jadi orang yang bebas dari penzaliman," jelasnya.

"Itu tidak ada persoalan, cuma caranya upaya dipercepat dan Habib Rizieq akan melakukan itu, sebetulnya kata-kata revolusi atau apa ini ketakutan-ketakutan karena memang status quo yang ada coba dipertahankan baik oleh penguasa, maupun taipan-taipan, cukong-cukong, yang menikmati keuntungan struktur sosial politik ekonomi yang ada ini, saya kira upaya melesetkan, menggiring opini supaya miss leading terhadap kata-kata revolusi ini yang harus dicegah, karena Bung Karno juga mencetuskan kata-kata revolusi, kemudian Pak Jokowi juga menyatakan kata-kata revolusi, jadi kata-kata revolusi tidak ada yang salah, karena dia perubahan yang cepat," sambungnya.

Munarman juga menanggapi pernyataan sejumlah pihak yang menganggap kalau revolusi yang digaungkan FPI adalah tindakan makar. Menurut Munarman, orang yang menganggap revolusi Habib Rizieq makar adalah orang yang takut posisi kuasanya digeser.

"Makar itu beda lagi, kalau makar sudah ada diatur di KUHAP Pasal 104,106, dan 107, jadi itu upaya-upaya di konstitusi kita, di sejarah kita ada 3 presiden yang digantikan tanpa melalui proses Pemilu, yaitu dari Soekarno ke Soeharto, kemudian Gusdur kemudian Megawati, kemudian dari Soeharto ke BJ Habibie itu semua nggak pakai Pemilu, Soekarno turun karena pertanggungjawaban ditolak oleh MPR, Soeharto mengundurkan diri, Gus Dur digulingkan DPR dan diganti ke Mega,” ungkapnya.

Jadi, lanjut Munarman, kalau dicoba-coba digiring untuk hal-hal ke seperti itu sepertinya ada pihak-pihak tertentu yang ketakutan sendiri kehilangan jabatannya. (harianterbit.com)

 

Diberdayakan oleh Blogger.