Rakyat Lagi Susah, Vaksin Covid-19 Harus Digratiskan

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mempertanyakan jika tarif vaksin Covid-19 sudah dipatok dengan harga Rp 440 ribu. Karena hingga saat ini vaksin untuk mengatasi sebaran Covid-19 juga masih dalam proses atau pengembangan.

Politisi PDI Perjuangan ini meminta agar tidak mengangkat suatu masalah yang belum tentu akurasinya. Karena saat ini vaksin untuk mengatasi penyebaran Covid-19 masih dalam proses. "Jadi jangan tergoda atau termakan dengan isu-isu diluar ketentuan," ujarnya kepada Harian Terbit, Senin (31/8/2020).

Terkait apakah vaksin anti Covid-19 bisa gratis, Rahmad menuturkan, vaksin anti Covid-19 bisa diberikan secara gratis untuk peserta BPJS Kesehatan. Namun diberikan juga kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin membeli vaksin Covid-19 nantinya. Apalagi jika mendengar paparan dari Kepala gugus tugas Covid-19 bahwa vaksin bisa diberikan negara atau bisa membeli sendiri.

"Namun kami mendorong baik vaksin Covid-19 pengembangan sendiri atau dibeli dari luar negeri akan diberikan secara gratis," paparnya.

Fantastis

Sementara itu, Ketua Umum Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Girsang mengatakan, adanya harga vaksinasi Covid-19 yang fantastis dan dilakukan dua kali seperti yang dikatakan Menteri BUMN Erick Thohir menunjukan bahwa pemerintah saat ini sangat tidak kreatif. Selain itu pemerintah juga tidak jujur untuk mengakui ketidak mampuannya mengelola ekonomi nasional yang saat ini sedang terpuruk.

"Dari cara penyediaan vaksin ini menjelaskan bahwa pemerintah hanya ingin mencari uang dengan membebankannya pada rakyat," paparnya.

Eki menilai, harusnya dengan segala perangkat dan kemampuan negara maka pemerintah bisa mengratiskan demi kesehatan publik. Karena banyak perusahan besar yang selama ini diuntungkan negara dan memperoleh keuntungan besar yang bisa digerakan untuk memback-up kegiatan ini. Selain itu rumah sakit (RS) besar swasta diminta untuk terlibat aktif membantu.

"Asal negara mau, ini saatnya mereka diminta terlibat. Selain itu kampus-kampus juga dilibatkan melakukan penelitian terkait vaksin Covid-19. Negara harus banyak ide kreatif jangan cuma meras rakyat," tegasnya.

Diketahui pemerintah menargetkan akan melakukan imunisasi massal vaksin Covid-19 di awal 2021. Kini, pemerintah tengah melakukan penghitungan terkait biaya vaksin per orangnya. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, tiap satu orang perlu dilakukan dua kali vaksinisasi. Rentang waktunya, berkisar dua minggu.

“Nah perhitungan awal harga vaksin ini untuk satu orang, karena satu orang perlu dua kali suntik dan jeda waktunya dua minggu kurang lebih. Itu harganya 25-30 dollar AS range-nya,” ujar Erick di Komisi VI DPR RI, Kamis (27/8/2020).

Artinya, jika dirupiahkan, maka satu orang untuk dilakukan dua kali vaksinasi membutuhkan biaya sekitar Rp 440.448. Angka tersebut didapat dengan asumsi kurs Rp 14.681 per dollar AS. Erick menambahkan, PT Bio Farma (Persero) telah bekerja sama dengan Sinovac terkait bahan baku vaksin Covid-19. Jika pada akhir 2020 ini vaksin itu bisa diproduksi, maka Bio Farma harus membeli bahan bakunya ke Sinovac seharga 8 dollar AS per dosisnya.

“Memang harga yang sudah dikerjasamakan dengan Sinovac itu untuk 2020 harganya per dosis bahan bakunya 8 dollar AS, tapi di 2021 harganya 6-7 dollar AS, jadi ada penurunan. Ini bahan baku,” kata Erick.

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.