Kematian Akibat Covid-19 Meningkat, Rakyat Cuek

 

"Halo, halo, halo. Pakai masker. Pakai masker. Sudah banyak yang mati karena Covid. Jika tidak pakai masker, bukan hanya Anda yang mati, tetapi orang lain juga," demikian suara yang keluar dari pengeras suara.

Suara petugas Covid-19 di DKI Jakarta itu menggema di Pasar Cibubur, Sabtu (26/9/2020) pagi. Petugas geram melihat mayoritas penjual dan pembeli tidak mengenakan masker. Suara itu membahana berkali-kali hingga matahari di atas ubun-ubun. Namun, bagaimana reaksi masyarakat?

"Uuuuuhhhh," sambut para pedagang pasar. "Orang mati karena sudah waktunya, Pak. Memang kita bisa menunda kematian?" kata seorang ibu sambil menata dagangannya.

Sesekali masker ditarik ke dagu. Sebentar-sebentar, masker dipakai kembali dengan benar. "Pengap. Dari pagi sudah pakai masker," ujar seorang ibu bermasker kain.

Masyarakat umumnya kurang memahami dahsyatnya daya membunuh Covid-19. Mereka masih berpikir, virus mematikan ini seperti virus biasa.

Pandemi Covid-19 di Jakarta sudah merenggut 1.661 korban meninggal atau 2,4% dari total positif, 67.902. Yang sembuh 54.268 atau 79,9%, sedangkan yang sedang dirawat--rawat mandiri atau di rumah sakit--sebanyak 11.973 atau 17,6%.

Angka kematian (mortality rate) di Jakarta, 2,4%, jauh di bawah nasional, 3,8%. Mortality rate Jakarta bahkan lebih kecil dari angka dunia, 3%.

Jumlah kematian akibat pandemi Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 10.308 atau 3,8% dari total kasus positif, Sabtu (26/9/2020), sedangkan total positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 271.339. Yang dirawat 61.628 dan yang sembuh 199.103.

Masyarakat Indonesia perlu diberikan data lengkap tentang jumlah kematian per tahun. Meski angka kematian per tahun di Indonesia di atas 1,6 juta, tetapi kematian akibat Covid-19 cukup signifikan. Mereka mungkin berpikir, kematian 10.308 orang selama enam bulan tidak seberapa besar dibanding jumlah kematian penduduk Indonesia setahun yang pada 2019 mencapai 1,6 juta.

Meski jumlah penduduk Indonesia masih dihitung melalui Sensus Penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), worldometers.info memperkirakan penduduk Indonesia tahun 2020 mencapai 274 juta dengan pertumbuhan 1,2% atau sekitar 3,5 juta setelah dikurangi kematian sekitar 1,7 juta penduduk.

Kematian penduduk disebabkan oleh usia tua dan ini yang terbanyak. Ada juga kematian karena bencana dan kecelakaan. Namun, peringkat kedua setelah usia tua adalah kematian karena berbagai penyakit.

Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta menunjukkan jumlah kematian penduduk akibat usia lanjut paling banyak terjadi selama tiga tahun (2017-2019), yaitu 138.450 orang. Jumlah paling banyak kematian terjadi pada 2019, yaitu 48.343 orang.

Penyebab kedua kematian di Jakarta adalah kelelahan, penyakit jantung, dan sebagainya, sebanyak 5.239 selama tiga tahun.
Terbanyak terjadi pada 2017, yaitu 2.204 orang, sedangkan penyebab kematian karena wabah penyakit mencapai 1.182.

Pemerintah disarankan memberikan data lengkap kematian per tahun per wilayah dan semuanya diperinci berdasarkan penyebab. Semua data tentang kematian disampaikan terpusat. Setiap pasien memiliki rekam medis di puskesmas dan rumah sakit yang selanjutnya disampaikan ke dashboard Kementerian Kesehatan.

Sumber:BeritaSatu.com
Diberdayakan oleh Blogger.