Penyebab Jerawat Batu dan Cara Mengatasinya dengan Mudah


Jerawat batu yang tumbuh di wajah kerap membuat stres. Ukuran besar, berwarna merah dan dipenuhi nanah jelas menggangung penampilan. Tak sedikit juga jerawat batu menimbulkan rasa sakit dan gatal pada area yang ditumbuhi.

Jerawat muncul ketika pori-pori wajah tersumbat oleh sel-sel kulit mati. Terkadang, bakteri ikut terjebak di dalamnya dan membuat area tersebut menjadi merah dan bengkak.

Jerawat batu muncul karena infeksi yang telah masuk jauh ke dalam kulit wajah dan membentuk benjolan yang berisi nanah. Tidak hanya terjadi pada wajah, jerawat batu juga bisa muncul di dada, pundak, punggung, atau lengan atas.

Jerawat sangat dipengaruhi oleh hormon androgen. Kalangan yang memiliki hormon adrogen tinggi adalah remaja dan wanita yang sedang mengalami siklus menstruasi, menopause, kehamilan, atau yang menderita sindrom ovarium polikistik.

Namun, bukan berarti kalangan remaja saja yang bisa mengidap jerawat batu. Anak-anak berusia 8 tahun atau orang tua berusia paruh baya pun bisa memilikinya.

Berikut hasil rangkuman penyebab jerawat batu dan cara mengatasinya, dikutip dari Liputan6 dan Alodokter, Kamis (27/8/2020).

1. Antibiotik

Selain bisa membantu mengontrol bakteri, antibiotik juga bisa meringankan peradangan pada jerawat batu Anda. Namun terkadang, ada pula jerawat yang kebal terhadap antibiotik. Antibiotik umumnya diberikan dalam bentuk tablet, dengan jenis dan dosis berdasarkan usia, tipe jerawat, dan kondisi jerawat. Pemberian antibiotik dapat dikombinasikan juga dengan obat-obatan lain, misalnya obat oles yang mengandung benzoyl peroxide.

2. Asam salisilat dan asam azelaic

Obat asam salisilat dan asam azelaic memiliki sifat antibakteri yang akan mencegah terjadinya penyumbatan pada folikel rambut yang bisa memicu jerawat. Dapsone

Obat ini diberikan untuk kasus jerawat yang meradang, biasanya pada perempuan dewasa.

3. Isotretinoin

Kebanyakan orang berhasil menyingkirkan jerawat batu di kulit mereka secara permanen dan tuntas dengan obat ini. Isotretinoin berfungsi menekan produksi kelenjar minyak di kulit dan mengurangi peradangan. Namun, obat ini juga berisiko menimbulkan beberapa efek samping yang serius. Untuk itu, konsultasikan pada dokter kulit terlebih dahulu untuk penggunaannya.

4. Pil Kontrasepsi

Beberapa jenis pil kontrasepsi juga dapat digunakan sebagai terapi jerawat pada perempuan. Namun, penggunaan ini hendaknya tetap dibarengi dengan obat jerawat lainnya melalui konsultasi dokter.

5. Spironolactone

Spironolactone bekerja dengan cara menghambat produksi hormon androgen pada kelenjar minyak di kulit Anda. Obat ini biasanya diberikan pada remaja perempuan jika antibiotik oral tidak mendatangkan hasil.

6. Obat oles mengandung retinoid

Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan jenis krim, gel, atau salep yang mengandung retinoid (vitamin A) untuk mengobati jerawat. Obat oles ini dapat mengatasi pori-pori yang tersumbat sekaligus mendukung obat antibiotik untuk dapat bekerja secara maksimal.


Sumber: Alodokter, Liputan6 (Reporter: Rizky Mandasari/Editor: Fadila Adelin, Published: 27/8/2018)

sumber : bola.com
Diberdayakan oleh Blogger.