Infrastruktur dan Air Menjadi Kendala Pengembangan Sektor Perikanan Air Tawar di Jambi



JAMBI- Kementrian Kelautan dan Perikanan RI akan meningkatkan hilirisasi sektor budidaya perikanan air tawar di Jambi. Hal ini cukup berasalan karena segmen pakan ikan segar dalam negeri, cukup tinggi.

Kementrian akan meningkatkan produktivitas Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) di Desa Sungaigelam, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.

Namun, masih terdapat kendala dalam pengembangan sektor ini. Menurut Direktur Jendral (Dirjen) Perikananan Budidaya Kementrian dan Kelautan RI, Slamet Soebjakto, peningkatan produksi pakan segar dan bibit ikan di BPBAT Sungaigelam, masih terkendala soal infrastruktur dan persediaan air.

Padahal, segmen untuk pakan segar dalam negeri di Jambi, cukup tinggi. Bahkan ada dua jenis patin yakni patin jambal dan patin siam telah masuk ke sektor industri.

"Kita akan buat segmen khusus dan akan bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) untuk meningkatkan hilirisasi ikan patin," ujar Slamet.

Soal kendala ketersediaan air, pihak kementrian telah menemukan solusinya. Mereka telah menerapkan teknologi Recirculating Aquaculture System (RAS) guna mengatasi kekurangan air. Sistem ini juga akan diterapkan di Jambi.

Kekuatiran tentang kekurangan air ini cukup beralasan, karena kata Slamet selama ini pemanfaatan air antara pertanian dengan perikanan ini sama. "kita juga akan menghidupkan kembali sektor penguatan daya saing yang dulu pernah ada di Muarojambi," pungkasnya. (ref)



Diberdayakan oleh Blogger.