Pemprov DKI Ajukan Pinjaman Rp12,5 Triliun ke PEN, Sri Mulyani Sebut Banyak Sektor Usaha di Jakarta Anjlok



JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan akibat pandemi COVID-19 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta mengalami penurunan cukup besar.

"DKI terpukul cukup besar, pertumbuhan ekonominya turun di angka 5,06 persen, bahkan quarter to quarter (q to q) turun -0,56," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin.

Menurut Menkeu, pertumbuhan ekonomi saat ini merupakan yang terendah sejak 10 tahun terakhir. Berbagai sektor usaha di Jakarta anjlok akibat wabah COVID-19.

Antara lain, kata Sri, sektor perdagangan turun hingga -4,6 persen, pendidikan turun -4,4 persen, sektor listrik dan gas turun -16,2 persen serta industri olahan -3,2 persen.

"Sektor listrik dan gas drop cukup besar karena banyak kantor, pusat perdagangan dan hotel yang tutup," ujar Sri.

Dia menyebutkan, DKI merupakan salah satu provinsi yang mengalami tekanan luar biasa akibat dampak COVID-19 dari sisi ekonomi. Bahkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) turun 54 persen dari target Rp31,13 triliun.

Tingkat defisit APBD DKI Jakarta tahun 2020 juga naik menjadi Rp11,7 triliun atau sebesar 0,4 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jakarta. Kemudian APBD DKI tahun 2021 juga diproyeksikan mengalami defisit Rp8,4 triliun atau sebesar 0,3 persen dari PDRB.

"Jadi, memang DKI ini mendapatkan tekanan yang luar biasa dari sisi ekonomi akibat wabah COVID-19," ujar Sri.

Pinjaman Rp12.5 Triliun

Karena itu, Pemprov DKI Jakarta mengajukan pinjaman untuk dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp12,5 triliun kepada pemerintah pusat melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Perjanjian pinjaman kerjasama PEN antara DKI dengan PT SMI ini dilakukan di Komplek Kementerian Keuangan pada Senin oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Anies, dana itu akan digunakan untuk beberapa sektor seperti pengendalian banjir, peningkatan pelayanan air minum, pengelolaan sampah, peningkatan infrastruktur transportasi, peningkatan infrastruktur pariwisata dan kebudayaan serta olahraga.

"Jakarta memiliki porsi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Karena itu bila kita bisa mempercepat pemulihan di Jakarta, tentu akan berdampak nasional," kata Anies dilansir Antara.

Untuk pinjaman Rp12,5 triliun, Pemprov DKI menggunakannya dalam dua tahap. Pada 2020, Pemprov DKI Jakarta akan memakai dana pinjaman itu sebesar Rp4,5 triliun, sisanya Rp8 triliun akan dipakai pada 2021.

"Saya ingin sampaikan terima kasih kepada Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani), kemudian kepada PT SMI karena ini pertama kalinya kami mendapatkan pinjaman lewat PT SMI," ujar Anies.

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.