Gerak Cepat Bio Farma Uji Klinis Fase III Vaksin Corona, Harapan untuk Bisa Segera Atasi Pandemi


JAKARTA - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menyampaikan, melalui gerak cepat PT Bio Farma sebagai Holding BUMN farmasi dan produsen vaksin akan segera melakukan uji klinis tahap III terhadap vaksin Covid 19 dari Sinovac, Tiongkok pada 3 Agustus 2020.

Erick yang juga menteri BUMN itu optimis, setelah vaksin ditemukan dalam beberapa bulan ke depan, ekonomi akan segera pulih lebih cepat bahkan tidak lama lagi diprediksi akan kembali normal.

Terkait rencana uji klinis tahap III vaksin Covid-19 ini, pengamat BUMN Toto Pranoto meminta publik untuk tidak meragukan kemampuan Bio Farma sebagai BUMN penghasil vaksin.

“Bio Farma merupakan perusahaan yang berusia lebih dari 100 tahun. Bio Farma juga dinilai sebagai "prominent company" dalam menghasilkan vaksin , telah diakui WHO dan semua lembaga internasional serta telah melakukan ekspor ke lebih dari 100 negara,” ujar Toto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/7/2020).

Toto menjelaskan, dengan latar belakang seperti ini tidak ada keraguan bahwa Bio Farma akan mampu melakukan uji klinis tahap III dengan baik.

Namun Toto menyarankan agar perlunya kerjasama dan koordinasi kuat yang dilakukan Bio Farma bersama perguruan tinggi , pemerintah daerah, BPOM dan para pemangku kepentingan lainnya supaya uji klinis tahap III bisa dilakukan dengan cepat namun sesuai SOP yang ada.

“Koordinasi dan kerjasama yang kuat agar uji klinis cepat terlaksana,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengungkapkan sampai saat ini progres persiapan vaksin Covid-19 baru menyentuh 30 persen. Kendati angkanya terbilang masih rendah, Amin menyebutkan bahwa progres yang sudah dijalani ini justru merupakan pondasi atau dasar dari tahapan riset selanjutnya.

"30 persen itu adalah kalau kita bikin rumah, kita bikin pondasinya dulu bagian terpenting. Biasanya setelah pondasi selesai ke depan akan lebih cepat," ujar Amin.

Eijkman diberi batas waktu sampai Maret 2021 untuk merampungkan riset terkait vaksin Covid-19. Terkait batas waktu yang diberikan pemerintah ini, Amin optimistis bisa menepatinya.

Bahkan, ia yakin produksi vaksin atas prakarsa Eijkman bisa dilakukan setidaknya Februari 2021 mendatang. "Insya Allah bisa lebih cepat. Tapi ya tidak lebih cepat 6 bulan juga, agak sulit. Tapi kami berupaya proses yang bisa diperpendek akan kami lakukan. Tapi terkait dengan tumbuhnya sel dan virus tak bisa dipercepat," urainya.

Untuk saat ini, riset vaksin Covid-19 yang dijalankan Eijkman sudah sampai proses pengembangan antigen, berupa protein rekombinan. Protein ini mewakili protein spike atau protein S dan protein N atau nucleocapsid yang menjadi sasaran vaksin.

"Karena dua mekanisme itu adalah dua mekanisme yang harus diblok oleh antibodi," punkas Amin.

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.