Fahcrori Apresiasi Kegigihan Komunitas Jambi Bersakat Merawat Alam
JAMBI - Gubernur Jambi
Dr.Drs.H.Fachrori Umar,M.Hum meresmikan budidaya anggrek di Rumah Bayang
Komunitas Jambi Besakat, Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro
Jambi, Kamis siang (25/6).
Rumah Bayang Komunitas Jambi Bersakat merupakan tempat
penangkaran anggrek yang telah berhasil membudidayakan lebih dari 300 jenis
anggrek di atas lahan 3,5 Ha. Rumah Bayang Anggrek Alam dibangun secara swadaya
oleh masyarakat setempat dengan dukungan para pencinta tanaman anggrek dan PT
Pertamina Field Jambi. Selain meresmikan tempat penangkaran anggrek alam, gubernur
juga melakukan penanaman anggrek macam dan pohon pelindung.
Sakat dalam bahasa
Melayu artinya anggrek. Sehingga, taman yang dibuat oleh Gerakan Muaro Jambi
Bersakat (GMJB) itu diberi nama Taman Sakat Lebung Panjang. Anggrek yang ada di
taman ini berasal dari penyelamatan di hutan Pematang Damar, yang mengalami
kebakaran hebat tahun 2015 lalu. Kelompok GMJB yang dikelola secara swadaya
itu, juga memiliki gerakan yang diberi nama Gerakan 1.001 Anggrek Macan.
Gerakan ini menjadi bagian untuk penyelamatan Anggrek Macan.
Hadir dalam
kesempatan tersebut, Plt. Kadis Pariwisata Provinsi Jambi, Sri Purnama Syam,
Asisten III Sekda Kabupaten Muaro Jambi, Junaidi, dan para pejabat lingkup
Kecamatan Maro Sebo, dan Desa Jambi Tulo. Hadir pula Ketua Komunitas Budidaya
Anggrek Alam Jambi Besakat, Adi Ismanto, para pencinta tanaman anggrek, dan
warga sekitar.
Dalam sambutannya,
gubernur menyambut gembira serta memberikan penghargaan kepada seluruh panitia
dan semua pihak yang terkait yang telah berinisiatif menyelenggarakan kegiatan
ini, karena kegiatan ini merupakan wujud nyata upaya masyarakat menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup di Provinsi Jambi.
“Jika kita lihat kekayaan
sumber daya alam yang kita miliki, maka kita patut mensyukuri karunia yang
telah diberikan tersebut, selayaknya juga kita harus bersyukur atas keberadaan
fenomena-fenomena alam yang unik. Karenanya, keikutsertaan semua pihak dalam
kegiatan penanaman pohon dan pengembangan budidaya anggrek dapat dikatakan
sebagai perwujudan untuk saling mendukung, demi tercapainya tujuan pembangunan
kita, dan inilah yang disebut dengan kebersamaan,” jelas Fachrori.
Menurut gubernur,
penanaman pohon pelindung dan peresmian pengembangan rumah anggrek alam merupakan
momentum kebersamaan dari semua elemen masyarakat untuk berperan aktif
dalam keberlanjutan pembangunan. Juga menjadi bentuk kebersamaan yang perlu
dibina dan dikembangkan, sehingga masyarakat semakin sadar akan pentingnya
lingkungan hidup yang baik.
“Dengan kesadaran
sendiri, pada akhirnya berperan aktif dalam rehabilitasi hutan dan lahan.
Untuk itu, saya harapkan kegiatan yang kita laksanakan ini akan berimplikasi
dalam rangka membangkitkan semangat swadaya masyarakat dalam gerakan penanaman
pohon pelindung dengan semangat pada masyarakat tersebut pada akhirnya akan
memberikan dampak positif terhadap bertambahnya tutupan lahan, mengedepankan
aspek keberlanjutan. Hal ini penting dalam mencegah terjadinya banjir dan longsor,” terang
Fachrori.
Gubernur juga
mengapresiasi upaya masyarakat Provinsi Jambi mengembangkan keanekaragaman
hayati termasuk budidaya anggrek oleh kelompok budidaya anggrek alam komunitas
Jambi Bersakat. Ia menyatakan bahwa peletakan anggrek pertama di rumah bayang
komunitas ini merupakan upaya bersama untuk melestarikan kekayaan dari
keanekaragaman hayati di Provinsi Jambi.
Sebelumnya, Plt.
Kadis Pariwisata Provinsi Jambi, Sri Purnama Syam menyatakan bahwa Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi mencoba menggali dan memanfaatkan
hasil kearifan lokal untuk dikelola sebagai objek wisata yang bermanfaat untuk
masyarakat. “Untuk Muaro Jambi, ada desa di kawasan sekitar Percandian Muaro
Jambi yang memiliki kekuatan kearifan lokal masing-masing sebagai aset kabupaten
dan Pemerintah Provinsi yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi maupun
untuk pengembangan pariwisata,” jelasnya.
Dinas Pariwisata
Provinsi Jambi juga menggandeng dan memberdayakan masyarakat agar Candi
Muaro Jambi diakui sebagai warisan budaya dunia yang didaftarkan di UNESCO, dimana
salah satu kuncinya adalah keikutsertaan komunitas dan masyarakat, serta
pemberdayaan masyarakat.
Pada kesempatan
ini, Ketua Komunitas Budidaya Anggrek Alam Jambi Bersakat, Adi Ismanto
yang menginisiasi terlaksananya kegiatan ini menyampaikan bahwa taman budidaya
anggrek ini mulai dibuka tahun 2017, untuk tujuan pelestarian anggrek alam dan
eduwisata minat khusus.
Komunitas Jambi
Bersakat, menurut Adi, memiliki dua program, yaitu pertama Gerakan
1001 Anggrek Macan. Untuk itu, pengunjung yang datang diminta untuk menanam
atau mendonasikan anggrek. “Hasil dari Gerakan 1001 Anggrek Macan ini akan
dilepaskan kembali ke hutan,” jelasnya. Kedua, Gerakan Menanam Pohon,
yaitu menanam pohon-pohon lokal. “Maksudnya pohon lokal yang memiliki nilai
atau potensi sejarah, deperti buah-buahan lokal, atau jenis-jenis lainnya,” terang
Adi.
Penulis : Maria
Editor : Mustar
Foto : Mulyadi