Sebagian Fasilitas Publik Belum Sediakan Sarana Cuci Tangan


Kantor Bank BRI Jambi yang telah menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. foto ref

JAMBI - Ditengah gencarnya upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona guna menanggulangi penyakit Coronavirus Disease 2019 (Covid19), masih ada sejumlah faslitas publik di Jambi yang belum menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Berdasarkan pantauan media ini, sejumlah bengkel sepeda motor, pertokoan dan rumah makan masih ada yang belum mengindahkan himbauan Walikota Jambi, untuk menyediakan sarana tersebut.

"Kita kan bergelut dengan oli, jadi tidak usahlah pakai cuci tangan segala," ujar Sopian (42) pengusaha bengkel sepeda motor di Jambi, Sabtu (11/04/20).

Soapia mengaku mengetahui tentang adanya himbauan pemerintah soal itu. Namun dia berpendapat itu untuk fasilitas publik seperti perkantoran pemerintah, swalayan atau mini market.

"Kalau untuk bengkel, repotlah. Tangan kami kotor kena minyak oli, kami cuci dengan bensin dulu biar olinya lepas. Kalau yang benarin motor itu penting. Nanti ya kita letakan juga air dan sabun," tambahnya.

Sopian merupakan satu dari sekiabn banyak pengusaha bengkel yang belum melaksanakan himbauan pemerintah terkait pencegahan penularan penyakit Novel Coronavirus (NCov2) di Jambi.

Sopian menuturkan, dengan berjangkitnya wabah penyakit menular yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok ini, banyak warga berprilaku lain dari sebelumnya.

Kadang terlihat ada yang takut berdekatan dengan orang lain, adalagi yang terkesan menghindar jika berpapasan dengan orang lain. "Dampaknya omset usaha seperti kami ini turun drastis, bengkel jadi sepi," keluhnya.

Lain hal dengan pengusaha rumah makan di Pasar TAC Jambi. Sebut saja namanya Resto. Kendati dia tidak meletakan sarana mencuci tangan di warungnya, pria paroh baya ini membolehkan pelanggan masuk hingga ke dapur untuk mencuci tangan sebelum makan.

"Disini hidangan prasmanan pak, yang mau makan mengambil menu sendiri sesuai selera. Jadi kita hanya menerima pembayaran dan membereskan piring kotor setelah makan," kata dia.

Senada dengan Sopian, perantau dari Minangkabau ini menceritakan bahwa penghasilannya berjualan nasi saat ini jauh menurun. Dia sendiri tak tahu penyebabnya." Ya, mungkin karena adanya wabah penyakit ini," sebutnya.

Kemudian ditambah lagi dengan adanya larangan pemerintah membuka warung lewat dari jam 9 malam. Pokoknya setelah jam 9 malam harus ditutup, karena dilakukan patroli oleh pihak terkait.

"Biasanya kita tutup agak larut malam, di sinikan ramai. Tapi bukan kita saja, pedagang lainnya juga disuruh tutup jam segitu," tuturnya.

Sementara itu, fasilitas publik seperti kantor bank di Jambi rata-rata telah melaksanakan anjuran pemerintah. Contohnya Bank BRI di Kelurahan Teh Hok Jambi dan Bank BRI di Kelurahan Simpang Tiga Sipin Jambi.

Mereka telah meletakan sarana mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir di depan pintu masuk bank. "Sudahlah pak, sekarang kami tak berani banyak komentar, apalagi wabah corona makin meluas," ujar seorang Security Bank BRI yang tak ingin namanya ditulis, Jumat (09/04/20).

Pantauan media ini, bank tersebut juga telah menerapkan social distancing (menjaga jarak antar individu). Nasabah bank yang duduk ngantri diberikan jarak sekira satu meter dengan mengosongkan satu tempat duduk.

Sebagian nasabah disuruh berdiri karena keterbatasan tempat duduk. Bahkan, ada yang terpaksa berdiri menunggu di lahan parkir di depan bank tersebut.

Kemudian tempat jejeran duduk dikosongkan satu dengan disilangkan tali berwarna merah agar tak diisi nasabah. "Saya rasa seluruh BRI telah menerapkan hal ini," tutup Satpam ini. (ref)

Diberdayakan oleh Blogger.