Puncaknya Akhir Ramadhan, Pandemi COVID-19 Diprediksi Berakhir Bulan Juni 2020

foto:ist
 JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah segera mengambil langkah antisipasi terkait prediksi puncak pandemik COVID-19 di Indonesia berlangsung pada lima hingga enam pekan ke mendatang atau sekitar pertengahan hingga akhir bulan Ramadhan 1441 H.

Sementara pakar kesehatan memprediksi, Juni 2020 pandemi corona berakhir
"Pemerintah harus segera mengantisipasi hal tersebut, dengan terus mengupayakan pengadaan alat rapid test, polymerase chain reaction (PCR) dan alat kesehatan pendukung lainnya dalam jumlah besar, sehingga dapat dilakukan pengetesan bagi seluruh masyarakat Indonesia di seluruh pelosok Tanah Air," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Hal itu dikatakan Bamsoet terkait pernyataan Pemerintah yang memprediksi puncak pandemik COVID-19 di Indonesia berlangsung pada lima hingga enam pekan mendatang atau sekitar pertengahan hingga akhir Ramadhan 1441 H.

Bamsoet menilai pemerintah perlu menambah jumlah laboratorium di Indonesia yang memiliki kemampuan melakukan tes PCR serta memasifkan pelaksanaan tes cepat atau rapid test COVID-19 yang dianggap dapat memetakan penyebaran virus tersebut di daerah.

Juni Berakhir

Epidemiologi Universitas Indonesia, Iwan Ariawan mengemukakan, puncak corona di Indonesia kemungkinan besar terjadi di bulan April ini.
"Pada model kami, jika pemerintah tidak melakukan apa-apa, jadi dalam skenario terburuk itu kita akan mencapai puncak dari epidemi corona pada pertengahan April," ujar Iwan saat menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Minggu (5/4/2020) kemarin.

Namun ia menjelaskan dari hasil penelitiannya, puncak Covid-19 ini bisa saja bergeser jika pemerintah melakukan intervensi yang tepat. "Kemudian, kalau dari model itu puncaknya juga akan bergeser, puncak ini bergeser itu lebih baik.

“Jika pengananan berjalan baik maka Covid-19 di Indonesia diperkirakan akan usai pada akhir Mei atau awal Juni. Tapi dengan catatan itu intervensinya dilakukan dengan intensif dan kita bisa menjaga penyebarannya," ucap Iwan.

Tes PCR

Lebih lanjut Ketua MPR meminta pemerintah melalui Tim Gugus Percepatan Penanganan dan Pencegahan COVID-19 bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas tes PCR.

Langkah itu menurut dia, terutama dilakukan di wilayah dengan jumlah kasus COVID-19 yang tinggi atau masuk zona merah untuk mengantisipasi dan mendeteksi penyebaran virus tersebut.
Politisi Partai Golkar itu mengatakan, dengan banyaknya warga yang dites dapat diketahui jumlah warga yang terinfeksi virus Corona, dan bagi yang terbukti positif dapat segera dilakukan tindakan sesuai protokol kesehatan guna mencegah penularan virus ke orang lain.

Belum Puncak

Sementara itu juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Margaret Harris dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Selasa, mengemukakan, jumlah kasus baru COVID-19 berkurang di beberapa negara Eropa, termasuk di Italia dan Spanyol, namun wabah masih berkembang di Inggris dan Turki.
"Secara global, 90 persen kasus di dunia berasal dari Eropa dan Amerika Serikat. Jadi kita tentu belum melihat puncaknya," kata Dr. Margaret.

WHO akan mengeluarkan panduan untuk negara-negara anggota yang di dalamnya tercantum enam langkah yang perlu mereka pastikan sebelum mulai melonggarkan aturan pembatasan, kata dia. "Yang paling penting adalah, apakah penularan telah dikendalikan?"
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona (COVID-19) Doni Monardo memprediksi 1,5 bulan lagi atau 6 pekan lagi puncak pandemi virus corona di Indonesia.

Menurut dia, perlu peningkatan kapasitas tes COVID-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengantisipasi puncak penyebaran 6 pekan ke depan. “Puncak Pandemi COVID-19 kita prediksi 5-6 pekan yang akan datang," kata Doni Monardo di kantornya di Jakarta, Senin (13/4/2020).

Hingga Selasa (14/4/2020), jumlah pasien positif virus corona  (Covid-19) di Indonesia per Selasa (14/4) mencapai 4.839 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 459 orang meninggal dunia dan pasien sembuh bertambah menjadi 426 orang.

Juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyebut per Selasa ini terjadi penambahan sebanyak 282 pasien positif dibandingkan hari sebelumnya.
"Penambahan kasus kematian sebanyak 60 hari ini," ujar Yurianto saat konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (14/4). Jumlah pasien yang sembuh juga mengalami peningkatan yaitu 46 orang. (Alee)
sumber:harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.