Pengurus MUI Pusat Ingatkan Mahfud MD Dalami Agama Agar Tak Salah Kata


JAKARTA - Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anton Tabah Digdoyo, mengkritisi pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Mahfud MD terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di bulan Ramadhan. Menurutnya, tak seharusnya seorang pejabat negara berbicara tanpa mengetahui ilmu dan mempunyai pemahaman yang benar pada agama.

"Islam agama paling sempurna detail. Melarang umatnya bicara kalau belum tahu ilmunya. Alloh berfirman, 'Jangan berkata tanpa ilmu karena pendenaranmu penglihatanmu pemahamanmu tentang sesuatu akan disidang di sisi Allah' (QS.17/36)," ucap Anton Tabah Digdoyo melalui sambungan telepon, Minggu (26/4/2020).

Anton menegaskan, jika kurang faham tentang sesuatu apalagi masalah agama jangan membuat kesimpulan. Karena hal itu bisa berbahaya. "Ini menunjukkan dia (Mahfud) belum faham agama kalau bicara agama. Mencegah wabah penyakit itu juga sunah, itu ajaran langsung Nabi Muhamad SAW. Ada di Hadits Bukhory dan Muslim dan lainnya," ujar Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat tersebut.

"Bahkan ilmuwan-ilmuwan nonmuslim dari AS dan Eropa mengaakui mencegah wabah dan cara hadapi wabah itu ajaran asli Nabi Muhamad tidak ada di agama lain," lanjut mantan petinggi Polri ini.

Jadi, tambah Anton, mencegah wabah itu sunah yang diprioritaskan bisa menjadi wajib. Anton pun mengingatkan Mahfud untuk belajar agama lebih giat lagi agar tak salah kata. "Ini tugas sesama Muslim, apalagi saya lebih senior di HMI maupun di ICMI," tandasnya.

Pernyataan Anton ini tak lepas dari blunder yang tak hanya kali ini diucapkan Mahfud. Sebab, belum lama ini mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga pernah menyatakan 'haram ikuti sistem pemerintahan Nabi Muhammad SAW. Anton kembali mengingatkan bahwa kesalahan masalah ilmu dunia paling dihukum di dunia. Tetapi kalau kesalahan masalah ilmu agama bisa dihukum di dunia dan di akhirat.

"Hati-hati. Mari jaga lisan kita, pasti selamat dan manfaat," paparnya.
Sebelumnya, dalam konferensi pers online yang diiadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Kantor Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (25/4/2020), Menkopolhukam Mahfud  mengeluarkan pernyataan terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di bulan Ramadhan.

"Menjauhi atau menghindari masalah, menghindari penyakit tepatnya menghindari Covid-19 itu lebih penting daripada kita meraih pahala yang sifatnya sunah, misalnya shalat Tarawih bersama di masjid," kata Mahfud.

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.