Klub Inggris Diminta Bersikap Adil Terkait Potong Gaji


JAKARTA - Sungguh tak adil. Itulah yang dirasakan antara staf dengan para pemain yang sama-sama mencari nafkah di Premier League atau Liga Inggris. Ketimpangan muncul setelah mayoritas karyawan yang bekerja di klub-klub Inggris mengalami pemangkasan gaji, lain cerita dengan para pemain.

Melihat hal itu, desakan pun muncul agar kiranya klub bersikap adil dengan turut memangkas gaji para pemainnya. Hal tersebut dikatakan Piers Morgan selaku kolumnis dan juga penggemar sepakbola seperti dilansir laman Daily Mail, Rabu (1/4/2020) kemarin.

Menurut pengamatannya, saat ini banyak bintang Premier League yang mempunyai penghasilan lebih dari 100 ribu poundsterling per pekannya atau setara dengan Rp2 miliar. Namun tidak ada kebijakan mengenai pemangkasan gaji pemain dari klub. Lain cerita dengan staf atau karyawan yang bekerja di klub tersebut.

Dimana terjadi pemotongan gaji sebesar 20 persen dari upah yang biasanya mereka terima. Padahal, lanjut Morgan, saat ini keduanya berada dalam kondisi sama-sama 'tidak bekerja'. Staf di liburkan akibat pandemi global virus corona alias Covid-19, dan pemain turut rehat karena tidak ada pertandingan dan pelatihan yang dilakukan.

"Adalah sangat keterlaluan yang dilakukan oleh klub sepakbola dimana pun saat ini untuk memotong gaji staf klub, tetapi bukan pemain yang dibayar terlalu mahal," cetus Morgan.
"Itu sebenarnya bukan kesalahan para pemain, tetapi lebih banyak dilakukan oleh klub dan Liga Premier secara umum, karena tidak jujur ​​dalam memberikan solusi dan mengumumkan rencana sebelumnya," sambung dia.

Sampai saat ini baru Birmingham City dan Leeds United yang melakukan sikap untuk memangkas gaji para pemain guna menyelamatkan neraca keuangan klub. Namun kedua klub itu bukanlah kontestan yang bermain di Premier League sebagai ladang penghasil uang.

Tentu saja ia mengaku heran dan ironis terkait itu. Morgan sendiri sangat sepakat dengan langkah beberapa klub besar di luar Inggris yang telah memutuskan untuk memangkas gaji para pemainnya, seperti Barcelona di Liga Spanyol dan Juventus di Liga Italia.

Begitu pun di Bundesliga Jerman. Baik pemain dan manajemen di Bayern Munich dan Borussia Dortmund telah melakukan pemotongan gaji 20 persen. Sementara Union Berlin - yang duduk di peringkat 11 klasemen - telah setuju untuk sepenuhnya pergi tanpa upah.

Dalam analisanya, Morgan mengatakan langkah klub yang masih belum memutuskan untuk memangkas gaji para pemain, khususnya yang berpenghasilan tinggi dari segenap bintang tak lepas karena faktor ketakutan. Dimana seluruh klub raksasa cemas akan ada eksodus dari para pemain 'bekennya' bila dilakukan pemotongan upah mingguan mereka. (eka)

sumber : harianterbit.com
Diberdayakan oleh Blogger.