Warga Mulai Resah, Harga Cabe Merangkak Naik

Antiyosifa, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Jambi. foto: jambiterbit.com

JAMBITERBIT.COM, JAMBI - Naiknya harga cabe merah keriting awal Maret 2020 dari sebelumnya Rp 36 ribu/kg menjadi Rp 40 ribu/kg membuat resah sebagian warga Kota Jambi.

Warga menduga kenaikan harga cabe ini disebabkan adanya permainan para tengkulak dalam pendistribusian cabe ke para pedagang di sejumlah pasar.

"Ini kayaknya ada permainan, karena sebelumnya harga cabe lebih murah," ujar Samsinar (43) warga Kota Jambi di Pasar Tradisional Talang Banjar, Senin (02/03/20).

Namun sejumlah pedagang di pasar itu mengaku mahalnya harga cabe merah keriting karena kurangnya pasokan dari petani.

Berkurangnya pasokan cabe ini diduga disebabkan kondisi cuaca yang tak menentu sehingga membuat tanaman cabe banyak yang mati.

"Bukan permainan, memang persediaan kurang, mungkin petani cabe banyak yang gagal panen," imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Jambi   Antiyosefa mengatakan jika memang ada info yang mengatakan adanya dugaan naiknya harga cabe disebabkan karena ulah tengkulak, seharusnya pihak Diseperindag Kota Jambi menelusuri hal itu.

"Tapi sejauh ini kami belum mendapat kabar tentang hal itu, mungkin naiknya harga cabe karena persediaan terbatas", kata Antiyosefa, di Jambi, Senin (02/03/20).

Menurunya, kenaikan harga cabe juga mungkin disebabkan pendistribusian tidak lancar, karena cabe yang dijual di Kota Jambi berasal dari luar daerah, seperti dari Kabupaten Kerinci bahkan ada yang didistrusikan dari Padang, Sumatra Barat (Sumbar).

"Jadi sejauh ini secara detil penyebab kenaikan kita belum ini ya, biasanya faktor cuaca bisa juga menyebabkan pasokan berkurang", tuturnya.

Dugaan sementara menurut Antiyosifa, mahalnya harga cabe disebabkan karena berkurangnya pruduksi atau berkurangnya pasokan dari produsen. (rizalependi)






Diberdayakan oleh Blogger.