Perilaku Nyeleneh Warga Jambi Ditengah Wabah Corona

ilustrasi. foto : ref


JAMBI - Sejak tersiarnya kabar adanya warga Jambi yang positif terinfeksi Corona Virus Desiase (Covid) 19 yang disebabkan oleh virus corona, menjadi perhatian semua pihak.

Ada warga yang memilih mengikuti himbauan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, ada juga yang terus beraktivitas seperti biasa karena keharusan dan tuntutan kebutuhan hidup.

"Kalau kami tetap bekerja, karena tuntutan perusahaan. Namun kami usahakan menuruti aturan yang dikatakan pemerintah, agar tidak tertular virus itu," ujar NA (32) seorang security sebuah bank di Jambi, Rabu (25/03/20).

Menurut NA sejak adanya virus corona, diantara yang ia lakukan ialah menerapkan protap kerja, menggunakan masker dan hand sanitizer serta menjaga jarak dengan para nasabah bank.

"Kami juga menganjurkan para nasabah untuk mencuci tangan sebelum atau sesudah dari sini," tuturnya.

Lain NA lain pula Zabuddin (40). Pria paroh baya yang bekerja sebagai petani sayur ini sama sekali tidak risau dengan merebaknya penyebaran virus corona di Jambi.

Alasannya sederhana, selama bekerja di kebun sayur garapannya, setiap hari dia jarang bertemu dengan orang lain selain istri dan anak-anaknya. Pun demikian, dia tetap menjaga kesehatan dan menyarankan kepada anggota keluarga untuk menuruti nasihatnya.

"Kalau ada orang datang, saya tidak terpikir apakah dia membawa virus atau tidak, saya hanya menebak pasti dia mau memesan sayur-sayuran," kata Zabuddin.

Menurut Zabuddin, dirinya mengetahui kabar tentang mengganasnya virus corona di Indonesia memalui saluran televisi. Awalnya sedikit cemas, namun setelah memahami tentang cara penyebaran virus tersebut, dia sedikit lega .

"Pemerintah kan baru-baru ini menyarakan untuk tidak berkumpul dengan orang banyak, kami malah telah melakukannya hampir puluhan tahun. Karena tempat kami bekerja memang sepi," tuturnya.

Selama ini kalaupun berkumpul kata Zabuddin, dirinya hanya menghadiri undangan pernikahan atau tetangga yang menggelar acara kenduri. "Selebihnya ya, di kebun," tambahnya.

Seorang ibu rumah tangga (IRT) warga Jambi yang tak ingin namanya ditulis mengatakan, adanya wabah corona, ada untung ada ruginya.

Untungnya, dia dapat mengontrol anak-anak untuk tetap berada di rumah, tidur siang dan makan teratur serta berkumpul bersama keluarga. Sedangkan sisi negatifnya, dirinya takut keluar rumah dan dihinggapi rasa bosan. "Kalau nonton TV terus bosan, paling tidur bermain sama anak-anak agar tidak bosan," ucapnya.

Pantauan media ini, memang prilaku masyarakat Jambi sedikit berbeda sejak munculnya wabah ini. Rasa solidaritas terkesan berkurang, bahkan jika bertemu hanya saling pandang, hanya sedikit menyapa, lalu sibuk dengan urusan masing-masing.

Ironisnya, antar warga terkesan saling curiga.
Saat ini sarana publik seperti perbankan, pusat perbelanjaan, toko bahkan tempat hiburan sebagian telah menyediakan cairan pembunuh kuman beralkohol 70 persen (hand sanitizer) dan tempat mencuci tangan yang dibuat dari jerigen air minum isi ulang.

Biasanya tempat mencuci tangan tersebut diletakan di depan pintu sebuah fasilitas publik. Adanya juga rumah tangga yang melakukan hal serupa.

Prilaku masyarakat yang agak nyeleneh tersebut mulai tampak jelas. Malahan setiap hari ada saja yang mengunjungi apotek dan toko obat untum membeli alkohol dan masker.

Adalagi yang memborong kebutuhan dapur lebih banyak dari biasanya dengan alasan agar tidak terlalu sering ke luar rumah. (ref)

sumber : beritaterbit.com









Diberdayakan oleh Blogger.