Oknum Wali Murid SMAN 10 Tanjab Barat Ancam Kepsek

ilustrasi  foto : ist

JAMBITERBIT.COM, TANJABAR – Dunia Pendidikan kembali tercoreng, tidak terima anaknya ditegur, oknum wali murid di SMA Negeri 10 Tanjung Jabung Barat, lalukan ancaman dan kekerasan kepada Kepala Sekolah.

Kejadian yang menimpa Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Tanjab Barat, Lasemen ini, terjadi pada Rabu (04/03) lalu saat usai siswanya melaksanakan pra ujian sekolah berbasis on line.
Menurut informasi salah seorang anggota PGRI Tanjab Barat yang engan dituliskan namanya menceritakan, kepsek ini diserang salah seorang oknum wali murid, karena tidak terima hand phone (HP) anaknya disita kepsek.

Kronologisnya, pada hari Rabu (4/3), sekolah sedang melaksanakan ujian sekolah berbasis on line (android), atau wifi sekolah. Sebagaimana S.O.P yang ada, pihak sekolah melarang seluruh siswa menggunakan HP selama ujian berlangsung. Semua siswa yang membawa HP diminta untuk mengumpulkan HP nya melalui ketua kelas masing-masing.

Saat ujian sesi pertama, ada salah seorang siswa izin keluar kelas. Rupanya siswa itu diam diam mengambil HP yang dikumpulkan tadi. Tanpa disengaja terlihat oleh Lasemen yang sedang mengawasi ujian. Kemudian didekati, dan meminta HP siswa tersebut, sambil berucap, kepada siswa tersebut, kalau mau mengambil HP nya, harus bersama orang tua nya ke sekolah ya ", ujar Lasemen.

Pada sore harinya, orang tua siswa ini (belum tau namanya) datang ke sekolah. Tapi "marah marah". Bahkan sampai membuat ribut dengan membantingkan meja bahkan 'diduga' membawa senjata api (senpi) diselipkan di pinggangnya. Bahkan sempat terdengar bunyi suara letusan di luar sekolah, apakah itu dari senjata dari orang tua siswa itu atau bukan, ini belum diketahui. Tapi ada bunyi suara ledakan.

Mendengar suara tembakan itu, Kepsek keluar.melihat kejadian apa, tapi langsung diserang dengan menggunakan batako yang ada di depan kantor guru itu. Tidak hanya itu, orang tua siswa itu juga sempat melayangkan pukulan dengan tongkat Pramuka ke arah Kepala Sekolah. Namun, beruntung lemparan batako dan pukulan tongkat Pramuka tersebut tidak mengenai Kepala Sekolah.

Mengetahui adanya keributan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan langsung merelai perkelahian yang terjadi antara orang tua siswa dan Kepala Sekolah. Saat itu, orang tua siswa dan Kepala Sekolah dapat dipisahkan oleh Wakil Kepala Sekolah.

Namun, tidak sampai disitu, malam harinya orang tua siswa itu kembali datang ke sekolah untuk mencari Kepala Sekolah. Namun, beruntung Kepala Sekolah tersebut sudah disembunyikan di salah satu rumah guru.

Keesokan harinya Kepala Sekolah itu melapor ke Kepala Desa Bukit Harapan, Kecamatan Merlung untuk minta perlindungan. Hal itu dilakukan karena dirinya merasa terancam. Kasus ini, informasinya sempat di mediasi oleh Kepala Desa. Namun, tidak ada titik temu.

Kepala Sekolah kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jambi untuk meminta perlindungan.
Terkait hal itu, Kepala Sekolah SMAN 10 Tanjab Barat, Lasemen tak ingin berkomentar banyak. Ia hanya mengatakan sistem satu pintu saja.

“Satu pintu saja (pihak Kepolisian Polres Tanjab Barat -red)," katanya, Jum'at (6/3) di Mapolres Tanjab Barat usai membuat laporan polisi.

Terkait kejadian ini, diminta tangapan Wakapolres Tanjab Barat, Kompol Wirmanto Dinata, S.Ag. Ditemui di ruang kerjanya, Waka membenarkan jika ada laporan tersebut. Ia juga menyebutkan telah ada pertemuan dengan pihak yang bersangkutan (Kepala Sekolah) dan perwakilan PGRI di Mapolres Tanjab Barat.

"Iya, sudah ada laporan, tadi kita juga sudah bertemu dengan perwakilan PGRI Tanjab Barat, dan masih dalam proses", ujar Wakapolres. (ita)
Diberdayakan oleh Blogger.