Gelandang Persebaya dan Kesetiaan bersama Arsenal


JAMBITERBIT.COM, SURABAYA - Gelandang Persebaya, Aryn Williams, ternyata penggemar berat Arsenal. Pemain berpaspor Australia itu mengaku sudah mengikuti kiprah Meriam London sejak masih kecil.

Dalam berbagai kesempatan, Aryn Williams terlihat memakai jersey Arsenal. Terkadang, dia mengenakannya saat berjalan-jalan bersama rekan-rekannya di Surabaya.

Aryn menyebut pilihannya Arsenal karena faktor keluarga. Orangtuanya, Eric dan Audrey, adalah warga asal Inggris yang kemudian menjadi imigran di Australia, tepatnya Perth.

"Rumah keluarga ibu saya tidak jauh dari Highbury. Dulu saat kecil, saya sering diajak menonton Arsenal di stadion itu. Saya akhirnya tumbuh menjadi fans Arsenal," kata pemain berusia 26 tahun itu kepada Bola.com.

Latar belakang sepak bola memang tidak bisa lepas dari keluarga Williams. Ayahnya, Eric, merupakan mantan pelatih yang pernah menangani beberapa klub Indonesia seperti PSMS Medan dan Perseman Manokwari.

"Sedangkan ibu saya lahir di Mumbai, India. Tapi, kakek dan nenek saya orang Inggris. Kesukaan kami pada sepak bola mungkin karena latar belakang itu. Semua tahu orang Inggris sangat menggandrungi sepak bola," tutur mantan pemain Perth Glory itu.

Aryn Williams memiliki kakak bernama Rhys, yang kini membela klub kasta tertinggi Arab Saudi, yaitu Al Qadsia. Aryn juga punya suadara kembar, bernama Ryan, yang pada awal musim ini mulai berseragam Portsmouth, klub kasta ketiga Liga Inggris.

Highbury yang dimaksud oleh Aryn Willliams bisa jadi merujuk kepada sebuah distrik yang terletak di London Utara. Tetapi, kata itu juga merujuk ke sebuah stadion yang terletak di kawasan tersebut. Highbury merupakan bekas markas Arsenal.

Stadion berkapasitas lebih dari 38 ribu penonton itu juga memiliki nama lain, yaitu Stadion Arsenal. Meriam London pernah menggunakannya selama 92 tahun, tepatnya pada 6 September 1913 hingga 7 Mei 2006.

Kini Arsenal telah pindah markas dengan menggunakan Stadion Emirates, yang terletak di Holloway, London.

Aryn, yang tumbuh pada 2000-an, cukup intens mengikuti perkembangan Liga Inggris. Padahal, saat itu, Serie A sedang berjaya dan banyak pemain top dunia yang berkarier di Italia.

Momen paling membuatnya berkesan adalah saat Arsenal menjuarai Premier League 2003-2004. Beberapa pemain beken seperti Patrick Vieira, Ashley Cole, Freddie Ljunberg, Dennis Bergkamp, Thierry Henry, Robert Pires, Jens Lehman, dll. menjadi andalan di bawah arahan manajer Arsene Wenger.

Di musim itu pula Arsenal mencatatkan prestasi gemilang sebagai kampiun dengan status tidak terkalahkan dalam 38 pertandingan. Sayang, trofi itu menjadi prestasi liga terakhir yang didapat oleh Arsenal.

"Saya tidak ikut langsung datang ke London, saya tinggal di Perth. Tapi, keluarga ibu saya ikut merayakannya. Saudara saya di sana sangat bersuka cita menyambut gelar itu. Saya juga tidak ingin ketinggalan," imbuh Williams.

Prestasi Arsenal sudah menurun selama beberapa tahun terakhir, beberapa saat sebelum manajer Arsene Wenger memutuskan pensiun. Di Premier League 2019-2020, Pierre-Emerick Aubameyang cs. tercecer di peringkat ke-10 klasemen sementara.

Terbaru, Arsenal, yang kini dibesut Mikel Arteta, tersingkir dari Liga Europa 2019-2020 setelah bermain dengan skor agregat 2-2 kontra wakil Yunani, Olympiacos. Arsenal kalah jumlah gol tandang di babak 32 besar, Kamis (27/2/2020).

"Saya berharap Arsenal bisa segera membaik. Memang beberapa tahun belakangan, Arsenal terus menurun. Tapi, saya tetap akan menjadi penggemarnya," tutur Aryn Williams. (

sumber.bola.com
Diberdayakan oleh Blogger.